REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjanjikan pemberian pengecualian tarif impor atas produk senilai 200 miliar dolar AS yang didatangkan dari Cina. Kebijakan ini menjawab permintaan sejumlah perusahaan yang keberatan dengan perang tarif yang dilakukan oleh AS dan Cina sejak tahun 2018 lalu.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menyebutkan, kebijakan ini akan diterapkan bila diskusi yang dilakukan kedua negara buntu hingga batas waktu 2 Maret 2019 nanti.
Lighthizer juga mencoba meyakinkan senator AS untuk memperpanjang pengecualian yang sebelumnya hanya berlaku untuk produk bernilai 50 miliar dolar AS dengan tarif 25 persen. Perusahaan AS saat ini mau tak mau masih harus tunduk atas kebijakan tarif impor 10 persen untuk produk-produk impor dari Cina.
Perusahaan AS sejak awal sudah mengingatkan pemerintah bahwa adanya perang tarif justru akan menganggu pasokan dalam negeri. "Jika tarif atas produk senilai 200 miliar dolar AS dinaikkan jadi 25 persen, Perwakilan Dagang AS akan memulai proses pengecualian," jelas Lighthizer seperti dikutip Reuters, Rabu (16/1).
Pemerintahan di bawah Presiden Trump dijadwalkan untuk menaikkan tarif impor dari Cina hingga 25 persen di awal 2019 ini. Namun ketetapan ini ditunda hingga Maret karena menunggu negosiasi yang dilakukan dua negara. Baik Washington dan Beijing saat ini belum menunjukkan adanya kesamaan pemahaman.