REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah dibuka terapresiasi pada Selasa (15/1) pagi. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda tersebut menguat 0,32 persen atau 30 poin ke level Rp 14.093 per dolar AS.
Kemudian sekitar pukul 09.00 WIB, laju rupiah semakin menguat ke level Rp 14.080 per dolar AS. Hanya saja pukul 09.36 WIB sedikit menurun ke Rp 14.085 per dolar AS.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan Dollar Indeks melemah ke level 95,4 sampai 95,60 terhadap mata uang kuat utama dunia lainya. Pelemahan dolar AS tersebut didorong oleh masih berlanjutnya government shutdown di Amerika Serikat (AS).
"Ini merupakan government shutdown yang terlama dalam sejarah AS. Dengan begitu membuat investor khawatir akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi AS," ujar Ahmad melalui analisis hariannya, Selasa.
Sementara, ia memperkirakan mata uang rupiah juga melemah ke level Rp 14.050 per dolar AS sampai Rp 14.100 per dolar AS jelang rilis data neraca perdagangan hari ini. Neraca perdagangan diprediksi masih akan defisit dengan tren menurun.
"Kami memperkirakan defisit kemungkinan masih akan terjadi di bulan Desember dengan nilai defisit sekitar 700 juta dolar AS hingga 1,2 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai defisit November sebesar 2,05 miliar dolar AS," jelas Ahmad.
Dirinya memperkirakan, defisit masih terjadi akibat pertumbuhan ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor. Pertumbuhan impor yang cukup kuat didorong oleh impor barang modal.