REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Industri Kendal (KIK) yang telah menarik 50 investor dengan target penanaman modal sebesar Rp 6,5 triliun, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.000 orang hingga akhir 2019. Adapun KIK mulai beroperasi sejak 2016.
“Aktivitas industri dapat memacu penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak, ini salah satu multiplier effect-nya bagi perekonomian nasional, dan diperlukan melalui peningkatan investasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Selasa (15/1).
Airlangga berharap, KIK sebagai salah satu klaster yang terintegrasi dapat menjadi contoh terhadap pengembangan kawasan industri lainnya di Indonesia. Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fashion, dan permukiman.
“Di sini sudah banyak sektor light industry, selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen,” kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, pengembangan KIK terus diakselerasi menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor. Oleh karena itu, Kemenperin akan terus mendorong peningkatan kapasitas industri di kawasan tersebut.
Di samping itu, Kemenperin siap memasok kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten. Salah satu langkah strategisnya adalah mendirikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di KIK.
“Upaya itu sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, yang memfokuskan tahun ini pada pembangunan kualitas SDM setelah infrastruktur,” ujar Airlangga.
Airlangga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Kendal yang telah mendukung pembangunan KIK sebagai proyek strategis nasional. Gejolak perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi negara tujuan investasi di Asean.
“Apalagi adanya perang dagang Cina dan Amerika Serikat, menjadi kesempatan bagi Asean termasuk Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi. Dan, dengan selesainya jalan tol Trans Jawa juga menjadi daya tarik,” kata Airlangga.
Sebelumnya KIK diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada November 2016. Menurut Jokowi, KIK menjadi ikon baru kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Singapura. KIK dibangun oeh PT Jababeka Tbk dengan Sembcorp Development Indonesia Pte Ltd, anak perusahaan Sembawang Development Ltd asal Singapura.
KIK sebagai kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah ini memilki potensi penyerapan investasi hingga Rp 200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang. Presiden Direktur dan CEO KIK Stanley Ang merinci pada tahun 2018 sudah ada 48 perusahaan yang menyatakan minatnya untuk investasi di KIK, ditambah dua perusahaan yang sudah deal pada Januari 2019.
“Dua perusahaan yang akan segera mengeksekusi usahanya di KIK, yakni satu dari sektor industri baja yang merelokasi pabriknya, dan satu lagi industri pengemasan yang melakukan ekspansi,” Stanley.
Di antara 50 perusahaan tersebut, tujuh sudah beroperasi, tiga perusahaan sedang proses membangun dan 12 perusahaan sedang mengurus administrasi seperti perizinan dan persiapan desain bangunan. “Jadi yang sudah 85 persen dari Indonesia, 7 persen singapura, serta Korea Selatan, Jepang dan Malaysia masing-masing 2 persen," kata Stanley.