REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan PT Hutama Karya menargetkan bisa melanjutkan pengerjaan proyek tol Padang-Pekanbaru pada pertengahan Januari 2019. Proyek tol yang dicanangkan Presiden Jokowi pada Februari 2018 lalu ini sempat terhenti pengerjaan fisiknya selama 6 bulan karena masalah ganti rugi lahan. Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menyebutkan, saat ini sudah ada satu bidang di ruang nol hingga 4,2 km pertama yang pembayaran ganti rugi sudah dilakukan.
"Butuh 5 bidang clear agar pengerjaan fisik bisa dilakukan. Ini yang satu sudah oke, yang empat (bidang) segera dilengkapi administrasinya. Kalau clear, segera dilanjutkan," jelas Nasrul usai rapat koordinasi dengan Pemkab Padang Pariaman dan PT Hutama Karya selaku kontraktor proyek, Selasa (8/1).
Selain itu, Pemprov Sumbar juga mencatat bahwa sebanyak 19 sertifikat bidang sedang dikerjakan dari total 109 bidang yang dilalui proyek tol Padang-Pekanbaru. Nasrul optimistis penggarapan tol yang menghubungkan dua provinsi ini bisa dilanjutkan pada Januari 2019 ini.
Sementara itu, kendala lahan masih terjadi di ruas 4,2 km hingga 30 km. Di ruas ini, Nasrul melanjutkan, masih ada 4 titik lokasi yang belum disepakati harga ganti ruginya. Pemerintah juga tidak punya opsi lain karena pemindahan trase justru memindahkan masalah baru ke tempat yang lain. Alasannya, bila trase dipindahkan maka akan 'memakan' kontur lahan yang lebih sulit, belum lagi melalui fasilitasi umum seperti sekolah dan persawahan penduduk.
"Keempat lokasi kami serahkan pada Pak Bupati (Padang Pariaman) untuk tetapkan. Saya juga minta tim appraisal jangan mengulang kejadian seperti yang lalu (penetapan harga terlalu rendah)," ujar Wagub Sumbar.
Sementara itu Pimpinan Proyek Seksi I Tol Padang-Sicincin, Ramos Pardede, menambahkan bahwa fokus pengerjaan akan dilakukan di ruas nol hingga 4,2 km pertama. Apalagi di ruas ini, pemerintah tinggal melakukan pembayaran kepada pemilik lahan. Sedangkan untuk ruas di atas 4,2 km, pemerintah masih melakukan tahap konsultasi publik.
"Kita tunggu dulu 4 bidang lain, kita bisa kerja. Setiap ada lahan bebas kami akan kerja. Untuk memicu pemilik lahan lain supaya bisa melepas tanahnya," ujar Ramos.
Dengan molornya pengerjaan fisik tol Padang-Pekanbaru selama setahun terakhir, Hutama Karya menargetkan seksi I Padang-Sicincin bisa rampung dalam dua tahun ke depan. Hingga akhir 2018, baru 800 meter ruas dari total 255 kilometer (km) yang sudah dilakukan pengerjaan. Itu pun, pekerjaan yang sudah dilakukan baru sebatas land clearing dan timbunan ground breaking.
Kontraktor menyebutkan, terhambatnya pengerjaan fisik seksi I tol Padang-Pekanbaru disebabkan tidak cocoknya harga yang diterbitkan oleh tim appraisal (penilai). Karenanya, lanjut Ramos, warga secara baik-baik meminta alat berat untuk tidak melakukan pengerjaan terlebih dulu.