REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan harga telur ayam ras di Jakarta selama satu bulan terakhir menunjukkan tren kenaikan. Di beberapa lokasi, harga telur telah mencapai Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram (kg).
Hal itu di antaranya disebabkan oleh meningkatnya konsumsi telur, karena memasuki natal dan tahun baru banyak orang membuet kue. Penyebab berikutnya, yakni adanya kenaikan biaya pakan ternak.
Melihat kondisi tersebut, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan kembali menggelar Gelar Telur Murah (GTM). Tujuannya agar harga telur stabil jelang tahun baru 2019.
"Melalui GTM yang kami lakukan bersama perusahaan dan produsen peternak atau telur, kami harapkan harga telur bisa stabil," ujar Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), di Jakarta, Jumat (28/12).
Ia menjelaskan, telur yang dijual pada GTM seharga Rp 23 ribu per kg. GTM digelar di 11 lokasi di kisaran Jakarta. Meliputi TTIC, Taman Bona Indah, Pasar Pulogadung, Pasar Tebet Barat, Pasar Grogol, Pasar Cijantung, Pasar Mampang, Kecamatan Mampang, Pasar Jatinegara, Pasar Cibubur, Pasar Lenteng Agung.
Adapun jumlah telur yang digelontorkan sebanyak 21,5 ton. "Melalui GTM, TTIC juga berperan aktif menstabilkan harga telur dan bahan pangan pokok lainnya yang pada akhirnya berkontribusi turunkan inflasi," kata Agung.
Ia menjelaskan, TTIC berfungsi sebagai pusat distribusi yang memiliki aktivitas menyalurkan bahan pangan pokok ke konsumen langsung maupun melalui Toko Tani Indonesia (TTI). Bahan pangan yang didistribusikan dipastikan berharga murah di bawah pasar karena barangnya langsung dari produsen.