REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun hingga menyentuh level terendah sejak lebih dari setahun terakhir. Hal itu terkait dengan kekhawatiran suplai berlebih serta proyeksi permintaan energi seiring kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 1,53 dolar AS menjadi 55,71 dolar AS per barel pada Kamis (20/12) pukul 10.55 waktu AS. Sementara, minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,55 dolar AS menjadi 46,62 dolar AS per barel.
Bahkan, harga minyak Brent sempat menyentuh level 54,64 dolar AS per barel atau terlemah sejak pertengahan September 2017. Sementara, minyak WTI sempat tenggelam ke level 45,82 dolar AS per barel atau terlemah sejak Agustus tahun lalu.
Kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuan direspons negatif oleh pasar saham di AS. Hal itu pun menarik harga minyak terus turun.
Kepala Agensi Energi Internasional Fatih Birol menilai, tidak akan terjadi kenaikan tajam harga minyak dunia dalam jangka waktu pendek ke depan. Kecuali, ujarnya, terjadi masalah geopolitik.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara produsen minyak lain seperti Rusia sepakat untuk menekan produksi bulan ini sebanyak 1,2 juta barel per hari untuk meningkatkan harga.
Akan tetapi, kebijakan itu diprediksi belum akan terjadi hingga bulan depan. Ini lantaran tingkat produksi minyak di AS, Rusia, dan Arab Saudi masih menunjukkan rekor tertinggi.