REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah menyiapkan insentif untuk mendorong laju ekspor komoditas unggul Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini pemerintah tengah mengkaji komoditas unggul tersebut dan insentif yang tepat untuk diberikan.
"Kami mencoba mengidentifikasi komoditas apa saja yang berpotensi untuk didorong ekspornya," kata Darmin di Jakarta, Kamis (20/12).
Kebijakan tersebut merupakan salah satu bahasan dalam rapat koordinasi pengembangan ekspor di Kemenko Perekonomian. Usai menghadiri rakor, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut, salah satu komoditas yang diajukan adalah produk otomotif sedan. Saat ini kendaraan jenis sedan masih dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan menjadi hambatan untuk ekspor.
Darmin masih belum mau membeberkan detail komoditas ekspor yang akan digenjot pemerintah. Begitu pula dengan strategi insentif yang disiapkan untuk meningkatkan ekspornya. Dia menilai, kebijakan itu perlu disiapkan secara matang lantaran produk ekspor saat ini sebetulnya sudah menerima insentif dari pelemahan rupiah.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan pada November 2018 tercatat mencapai 2,05 miliar dolar AS dan menjadi yang paling buruk sepanjang tahun ini. Defisit tersebut dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar 1,5 miliar dolar AS dan defisit perdagangan nonmigas sebesar 583 juta dolar AS.
Secara kumulatif Januari hingga November 2018, terjadi defisit neraca dagang sebesar 7,52 miliar dolar AS. Meski neraca dagang nonmigas surplus 4,64 miliar dolar AS, namun neraca dagang migas defisit hingga mencapai 12,15 miliar dolar AS.
Impor Indonesia pada November 2018 telah turun 4,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 16,88 miliar dolar AS. Meski, jika dibandingkan dengan impor November 2017 terjadi peningkatan sebesar 11,68 persen.
Kendati impor mengalami penurunan, kinerja ekspor justru tidak memberikan kabar gembira. Ekspor Indonesia pada November 2018 tercatat sebesar 14,83 miliar dolar AS. Angka itu turun 6,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan ekspor pada November 2017 terjadi penurunan ekspor sebesar 3,28 persen.