Kamis 20 Dec 2018 17:48 WIB

Harga Cabai Rawit di DIY Capai Rp 40 Ribu per Kilogram

Kurangnya pasokan akibat cuaca dan tingginya permintaan disinyalir jadi penyebab.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Gita Amanda
Pedagang merapikan cabai rawit merah. (Ilustrasi)
Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Pedagang merapikan cabai rawit merah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga komoditi cabai rawit merah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Kamis (20/12), mengalami kenaikan Rp 13 ribu per kilogram atau sekitar 32,23 persen. Yakni mencapai Rp 40.333 per kilogram.

Ini didasarkan pada data perkembangan harga rata-rata yang disurvei di tiga pasar di kota Yogyakarta yakni Pasar Beringharjo, Demangan dan Kranggan, pada Kamis (20/12). Sementara itu harga cabai rawit sehari sebelumnya, Rabu (19/12) di tiga pasar tersebut rata-rata sekitar Rp 27.333 per kilogram.

Begitu pula dengan harga cabai merah besar yang turut mengalami kenaikan. Cabai merah besar mengalami kenaikan Rp 4.000 atau 11,43 persen per kilogramnya, dari Rp 31 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

Kepala  Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yuna Pancawati mengakui harga cabai rawit merah tinggi sekali.  “Namun kami tetap bisa terjaga,” kata Yuna pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (20/12).

Menurutnya ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan harga cabai rawit merah. Pertama, mungkin pasokannya kurang baik karena faktor cuaca dan kedua permintaan yang cukup meningkat karena banyak wisatawan yang datang ke Yogyakarta. 

“Tadi ada tamu dari tiga daerah yang datang ke kantor dalam jumlah cukup banyak dan pasti membutuhkan kuliner untuk makan dan hotel-hotel juga membutuhkan itu,” ujarnya.

Secara terpisah Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Wahyu Guntur Anggoro mengatakan kenaikan cabai secara umum disebabkan menurunnya pasokan dari sentra produksi lokal atau luar DIY dan musim hujan. Selain itu, dari sisi permintaan juga cukup tinggi. 

“Di bulan Desember ini banyak hari libur sampai Tahun Baru. Dan, juga banyak hajatan yang memacu meningkatnya permintaan,” katanya pada Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement