REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet yang beredar di Indonesia. Saat ini TKDN untuk produk ponsel baru 30 persen.
"Tahun depan kami akan naikkan, ini ada di roadmap (peta jalan) TKDN ponsel 4G," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Harjanto ketika ditemui usai menghadiri konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/12).
Dengan ketentuan TKDN yang tertuang dalam peta jalan, diharapkan produksi ponsel sebanyak 60 juta hingga 70 juta per tahun yang digunakan masyarakat Indonesia lama kelamaan dapat diproduksi di dalam negeri.
Menurut Harjanto, berbagai komponen untuk memproduksi ponsel masih harus diimpor dari beberapa negara, mengingat produksinya masih belum tersedia di Indonesia. "Kita kan masih banyak impornya. Mobile phone segala macam, bahan baku masih impor. Bisnis semi konduktor belom ada. Kalau ada itu, bisa memperdalam struktur industri," ungkapnya.
Harjanto menambahkan, beberapa komponen yang sudah tersedia di Indonesia dan otomotis terhitung menjadi TKDN antara lain adaptor, perangkat lunak (software), hingga kemasan box untuk membungkus ponsel.
Terdapat berbagai cara untuk bisa meningkatkan kandungan lokal pada sebuah produk selain dari hardware dan software, salah satunya yakni melalui pemanfaatan Internet of Think (IoT) untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital.
"IoT itu kan tidak hanya hardware tapi software. Bahkan skema lain, diharapkan kalau mereka tidak bisa hardware, software, kalau tidak ya inovasi seperti yang dilakukan Apple," papar Harjanto
Pertumbuhan industri barang logam, komputer, barang elektronika mesin dan perlengkapan mencapai 4,02 persen pada periode 2015-2018. Sektor ini berkontribusi 2,16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.