Selasa 18 Dec 2018 22:01 WIB

Ini Strategi Menko Luhut untuk Tekan Impor Migas

Menko menyebut pemerintah mendorong pengembangan mobil listrik

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjadi pembicara dalam Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjadi pembicara dalam Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meyakini defisit neraca perdagangan Indonesia bisa membaik seiring dengan pengurangan impor migas. Untuk mewujudkannya, Luhut mengatakan, saat ini pemerintah sedang berupaya mengurangi impor minyak mentah dengan memacu mobil listrik dan bahan bakar diesel hijau atau green diesel. 

"Karena menyangkut industri saya pikir akan terasa di 2020 hingga 2021 tapi pasti akan berdampak bagus," kata Luhut di kantor Bappenas, Jakarta pada Selasa (18/12). 

Dia mengatakan, green diesel atau biodiesel 100 persen saat ini terus dikaji oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menurutnya, jika teknologi itu bisa dikembangkan, akan sangat signifikan menekan impor dan bahkan bisa menjadi komoditas ekspor. 

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya mendorong pengembangan mobil listrik. Luhut mengatakan, saat ini Kemenko Maritim bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM tengah merampungkan Peraturan Presiden terkait hal itu. 

"Setelah itu nanti kita minta ratas dengan Presiden (Joko Widodo) kemudian kita lihat mungkin awal tahun depan (selesai)," kata Luhut. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro tengah menyelesaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) teknokratik 2020-2024. Dia mengatakan, fokus dari RPJMN itu untuk memastikan upaya mengurangi defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Prioritasnya, kata dia, adalah mengalihkan ekspor dari yang berbasis sumber daya alam menjadi hasil olahan. 

"Harapan kita suatu saat kita bisa current account surplus. RPJMN teknokratis akan kita selesaikan awal Januari," kata Bambang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement