Ahad 16 Dec 2018 09:16 WIB

Mochtar Riady Sebut Kesuksesan Bisnisnya karena Seni Perang

Mochtar Riady berhasil membangun kerajaan bisnisnya melalui Lippo Group

Pengusaha sekaligus pendiri Lippo Group, Mochtar Riady.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengusaha sekaligus pendiri Lippo Group, Mochtar Riady.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWACI -- Pengusaha yang juga pendiri Lippo Group, Mochtar Riady menjelaskan strategi Sun Tzu atau seni perang dalam pagelaran "Family New Year Concertt" di kampus Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Kabupaten Tangerang, Sabtu (15/12) malam. Menurut Mochtar, seni perang Sun Tzu tersebut menjadi latar belakang keberhasilan mengembangkan bisnisnya sampai saat ini.

"Sebagaimana halnya sedang menghadapi peperangan maka membutuhkan persiapan yang lengkap agar dapat menang," kata Mochtar saat memberikan sambutan.

Baca Juga

Mochtar mengatakan dari sekian banyak persiapan yang paling penting adalah moral, bahkan tanpa adanya moral jangan berharap dapat memenangkan perang. "Begitu juga dengan bisnis atau berdagang, tanpa adanya moral pasti akan mengalami kegagalan," kata dia menjelaskan pengalamannya.

Mochtar menjelaskan strategi perang yang mengedepankan moral juga diterapkan selama dirinya berkarir di perbankan mulai dari Bank Panin, Bank BCA, Bank Lippo, sampai dengan Nobu Bank seluruhnya berhasil dan bank-bank tersebut masih berkembang sampai saat ini.

"Saat mendirikan BCA tahun 1971 saya berpikir bagaimana membuat bank yang bisa meringankan beban nasabah. Untuk itu BCA menjadi bank pertama yang memberikan kemudahan bagi nasabahnya untuk mendapatkan kredit, menarik dana, dan keperluan lainnya," tuturnya.

Dengan perkembangan digital saat ini, jelas Mochtar, sudah saatnya memberikan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan inforamsi. Menurut dia, sudah saatnya perbankan memperluas layanannya tidak hanya diperkotaan tetapi juga di desa-desa, melalui layanan digital saat ini sangat dimungkinkan untuk menjangkau masyarakat di desa-desa.

"Sudah saatnya petani di desa diperkenalkan berdagang secara elektronik (e-commerce) yang tentunya akan mempersingkat rantai pengiriman hasil bumi yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani," jelas Mochtar.

"Kalau petani dan penduduk desa sejahtera maka mereka juga memiliki daya beli sepertihalnya dengan penduduk di perkotaan. Ini juga menjadi solusi untuk menghilangkan ketimpbangan masyarakat diperkotaan dan perdesaan," paparnya menambahkan.

Lebih lanjut Mochtar menuturkan berkembangnya bisnis Lippo sampai sekarang juga tidak terlepas dari straegi perang yang mengedepankan moral termasuk peduli kepada masyarakat sekitar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement