REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi beban puncak pasokan listrik area Jawa-Bali pada bulan Desember 2018 tepatnya pada libur Natal-Tahun Baru cenderung turun. Hal tersebut didorong oleh penurunan aktivitas industri karena masa liburan.
Dengan banyaknya industri besar yang mengurangi kegiatannya, maka kelebihan daya dapat dialihkan untuk kegiatan dan acara-acara liburan Natal dan Tahun Baru. "Ini interkoneksinya Jawa-Bali, mestinya cadangan kurang lebih 30 persen ada, jadi tidak ada masalah, aman. Secara nasional juga relatif tidak ada masalah," jelas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, beberapa waktu lalu.
PT PLN (Persero) juga telah menyiagakan petugas agar masyarakat dapat melakukan aktivitas liburan Natal dan Tahun Baru. Menurut penjelasan Jonan, PLN biasanya menyiagakan 25 persen pegawai untuk mengamankan aktivitas liburan akhir tahun.
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan bahwa petugas PLN akan berjaga di pusat-pusat gardu induk serta di lokasi acara puncak perayaan Natal dan Tahun Baru. Sementara pemeliharaan jaringan untuk transmisi, gardu induk dan distribusi juga telah dilakukan.
"Saat Natal dan Tahun Baru tak ada pemeliharaan, biasanya kita lakukan H-5 dan H+5, jadi tanggal 20 Desember 2018 terakhir pemeliharaan untuk jaringan, dan dilakukan lagi tanggal 5 Januari 2019," jelas Amir.