REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah berupaya untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan sekaligus mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pengering Padi kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), di Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap pembiayaan pengering pari, karena saat ini jumlah alat pengering atau dryer yang dimiliki penggilingan skala kecil masih minim.
"KUR Pengering Padi ini sangat penting, karena dengan penggunaan dryer dapat mengontrol tingkat kekeringan padi dan mempertahankan kualitas output dengan baik. Dengan begitu, beras yang dihasilkan memiliki kualitas tidak hanya medium, tetapi juga premium," kata Darmin, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (14/12).
Dalam proses produksi padi, proses pengeringan menjadi proses yang cukup penting untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan layak dikonsumsi masyarakat. Secara statistik, dari total 182 ribu penggilingan padi di Indonesia, sekitar 94 persen atau 172 ribu penggillingan padi dikategorikan sebagai penggilingan skala kecil. Sedangkan, sisanya merupakan penggilingan besar dan penggilingan sedang.
Di sisi lain, penggilingan padi kecil memiliki persoalan, pada saat panen, dikarenakan sebanyak 95 persen penggilingan kecil tidak memiliki dryer, menyebabkan tidak terjaganya kualitas beras.
Kendala tersebut, menyebabkan petani menyimpan gabah dengan kondisi yang masih kurang kering dengan kisaran kadar air 17-18 persen. Sehingga, pemerintah memandang perlunya penambahan alat pengering padi tersebut guna meningkatkan skala produksi pada sektor pertanian.
Penyaluran KUR dryer tersebut menggunakan skema pembiayaan KUR Kecil dengan plafon diatas Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Dengan begitu, fasilitas ini dapat digunakan untuk membiayai pembelian dryer buatan dalam negeri, khususnya bed dryer dengan kisaran harga Rp 141 juta atau vertical dryer buatan dalam negeri di kisaran harga Rp 425 juta, ditambah dengan alat-alat penunjang lainnya, seperti pengayakan dan bangunan.
Darmin mengatakan program KUR ini terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Adapun, fokus pemerintah untuk KUR petani menjadi salah satu hasil evaluasi pemerintah atas penyaluran KUR ke sektor yang produktif, salah satunya adalah sektor pertanian.
Program KUR kali ini menggunakan sistem kartu agar bisa diketahui akuntabilitas dari pinjaman tersebut dan kegiatan debitur bisa terekam dengan jelas. Dalam kesempatan tersebut, Darmin menyerahkan KUR pengadaan dryer kepada 20 debitur senilai Rp 5,02 miliar melalui tiga penyalur KUR, yakni Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri.