Jumat 14 Dec 2018 13:29 WIB

Mendag: Pasar Pariaman akan Direvitalisasi Tahun Depan

Mendag juga melakukan pemantauan harga bahan pokok jelang libur akhir tahun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan ke Pasar Pariaman, Kamis (13/12).
Foto: Dok. Humas Kementerian Perdagangan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan ke Pasar Pariaman, Kamis (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan kondisi Pasar Pariaman saat ini sudah mengalami penurunan kualitas dan cenderung tidak layak digunakan sebagai tempat berdagang. Oleh karena itu, ia menilai, pasar yang telah berusia lebih dari 100 tahun tersebut membutuhkan revitalisasi.

Enggar menuturkan, salah satu penyebabnya adalah gempa bumi 7,9 skala richter (SR) pada September 2009 yang menewaskan lebih dari 400 orang. Melihat kondisi ini, Kemendag berencana mengirimkan surat permohonan kepada Presiden Joko Widodo untuk mengalokasikan anggaran. "Tujuannya, untuk merevitalisasi Pasar Pariaman," ujarnya dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (14/12). 

Menurut Enggar, Pasar Pariaman direncanakan dapat direvitalisasi pada 2019 yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Terletak di tengah Kota Pariaman, pasar ini menjadi pasar utama dan terbesar yang menjual komoditas primer kebutuhan bahan pokok sehari-hari bagi kebutuhan penduduk setempat. Pasar yang berdiri di atas lahan seluas 4.546 meter persegi dengan luas bangunan 4.500 meter persegi ini menampung 265 pedagang.

Sementara itu, hasil pantauan harga bahan pokok di Pasar Pariaman menunjukkan harga stabil dan pasokan menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 cukup. Harga beras lokal terpantau sebesar Rp 10.500 per kilogram, gula pasir Rp 11 ribu hingga Rp 12ribu per kilogram, minyak goreng curah Rp 8.100 per liter dan daging sapi Rp 130 ribu per kilogram.

Sementara itu, daging ayam Rp 24 ribu per kilogram, telur ayam ras Rp 21.000 per kilogram. Sedangkan cabai merah keriting Rp 35 ribu per kilogram, bawang merah Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 16 ribu sampai Rp 18 ribu per kilogram.

Dari pantauan tersebut, terlihat bahwa harga gula pasir, minyak goreng curah, bawang merah, daging ayam, dan telur ayam dijual dengan harga di bawah atau sama dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga acuan. Sedangkan, komoditas yang harganya naik yaitu cabe merah keriting. Kenaikan disebabkan oleh putusnya jembatan antara Padang Panjang dan Pariaman, sehingga pasokan cabai di Pariaman tidak bisa ditambahkan dari Padang Panjang.

photo
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan ke Pasar Pariaman, Kamis (13/12).

Sebelumnya, Kemendag juga melakukan pemantauan harga bahan pokok Pasar Hamadi, Jayapura, yang diwakili Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga Suhanto. Hasil pantauan menunjukkan, harga dan stok bahan pokok stabil dan terkendali.

Berdasarkan hasil pemantauan per Rabu (12/12), tercatat harga beras Rp 10 ribu per kilogram, minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederha Rp 14 ribu per liter, sementara cabai merah keriting Rp 60 ribu per kilogram. Harga bawang putih Rp 35 ribu per kilogram, bawang merah Rp 35 ribu per kilogram, dan telur ayam negeri Rp 33.500 per kilogram.

Suhanto beserta rombongan juga melakukan pantauan ke ritel modern di Jayapura. Hasil pantauan menunjukkan, ritel modern setempat telah menjual barang kebutuhan pokok sesuai HET yang sudah ditetapkan dan dengan jumlah ketersediaan barang yang mencukupi.

Selain melakukan pemantauan di pasar tradisional dan ritel modern, guna memantau ketersediaan barang kebutuhan pokok, Suhanto juga mengunjungi gudang Bulog Divre Papua dan gudang distributor setempat. Suhanto mengatakan, hasil pantauan menunjukkan harga bapok di Provinsi Papua terkendali dan pasokannya cukup untuk menghadapi Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

"Pemerintah akan terus memastikan stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan dalam menghadapi HBKN 2018," tuturnya dalam rapat koordinasi daerah (Rakorda).

Suhanto menegaskan, pemerintah tetap perlu menempuh tiga langkah antisipatif untuk menghadapi momen ini. Langkah itu adalah mengidentifikasi ketersediaan pasokan dan memantau harga secara nasional di masing-masing daerah, mengidentifikasi kesiapan instansi dan pelaku usaha untuk menghindari kekurangan stok atau gangguan distribusi. Terakhir, meningkatkan pengawasan barang beredar agar masyarakat terhindar dari barang kedaluwarsa, barang ilegal, serta barang impor yang tidak aman dikonsumsi atau digunakan.

Suhanto memastikan, pemerintah pusat akan terus berkoordinasi dengan seluruh kantor dinas yang membidangi perdagangan di daerah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bapok. "Sehingga masyarakat dapat merayakan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 dengan khidmat dan tenang," katanya.

Rakorda di Jayapura merupakan bagian dari rangkaian rakor dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Kemendag juga telah melakukan Rakorda serupa di Pontianak, Bandung, Palangkaraya, Kupang, Yogyakarta, Medan, Bali, dan Solo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement