Kamis 13 Dec 2018 15:29 WIB

Produk UMKM Syariah Jangan Takut Tembus Pasar Ekspor

Kebanyakan UMKM masih minim informasi terkait pasar ekspor.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Friska Yolanda
Indonesia Eximbank
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Indonesia Eximbank

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih minim yang mampu menembus pasar ekspor. Padahal secara permintaan pasar produk UMKM khususnya yang bernilai syariah, ternyata diminati pasar internasional.

Manager Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)-Indonesia Eximbank (IEB), Rudi Sudjoko mengatakan banyak pelaku UMKM yang belum sadar bahwa produknya sangat diminati pasar ekspor. Persoalannya adalah pelaku UMKM memiliki pemahaman yang minim soal pasar ekspor tersebut.

"Jangan takut tidak bisa ekspor, kami akan mendampingi para pengusaha dan pelaku UMKM kalau yang mau ekspor. Kita juga akan mengajarkan bagaimana proses hingga pengepakan yang sesuai standar ekspor," katanya dalam salah satu talkshow 'Produk UMKM Syariah tembus Pasar Ekspor' di ISEF 2018 ke 5 di Grand City Surabaya, Kamis (13/12).

Rudi menegaskan yang perlu ditekankan adalah produk UMKM harus sesuai persyaratan ekspor. Apabila hal itu sudah dijalankan, LPEI akan mudah terlibat untuk membina UMKM dengan produk unggulannya. Termasuk apabila pelaku UMKM yang tidak bisa berbahasa inggris, LPEI akan membantu dalam pengurusan dokumen ekspor. 

"Kami bisa membantu kelompok komunitas UMKM baik petani, nelayan atau kerajinan yang ingin berorientasi ekspor bisa menghubungi kita. Kita bina hingga sukses di ekspor perdana," jelasnya.

Bahkan, kata dia, UMKM akan dibantu bila produk produknya perlu distandardisasi. Di antaranya melalui sertifikat tertentu sesuai syarat di negara tersebut. Apabila pelaku UMKM sudah bersedia dibina sebagai eksportir, LPEI akan mengawal pelaku UMKM hingga bisa melakukan ekspor perdana. 

Rudi memberi contoh beberapa produk UMKM yang telah sukses masuk ke pasar ekspor di antara ada UMKM produsen kapuk di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. "Sekarang produk kapuknya sudah diekspor ke berbagai negara. Termasuk ada produk UMKM coklat yang telah mengekspor produknya ke Hong Kong. Ada UMKM perikanan ikan lele beku, yang diekspor ke korea, Tepung Ubi ke Afrika hingga produk UMKM batok kelapa asal Banyuwnagi ke Timur Tengah," jelas Rudi.

Ke depan, ia mengatakan pelaku UMKM yang kini telah menjadi eksportir akan dibina untuk masuk ke dalam pasar digital (e-commerce). Tujuannya adalah agar produk UMKM bisa masuk ke pasar digital, bukan hanya pasar digital online di dalam negeri, tapi juga masuk ke e-commerce luar, seperti Amazon atau Alibaba.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement