REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Festival Ekonomi Syariah Indonesia atau Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018 secara resmi dibuka pada Selasa (11/12). Penyelenggaraan ISEF tahun ini mengangkat tema "Strenghtening National Economic Growth: The Creation of Halal Value Chains and Innovative Vehicles" dan berlangsung mulai 11–15 Desember 2018 di Surabaya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan empat hal yang telah dan perlu terus dilakukan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dibandingkan negara lain.
Pertama, pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang beranggotakan pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan lembaga/pihak penggiat ekonomi serta keuangan syariah. Kedua, penyusunan strategi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang difokuskan pada tiga pilar, yaitu pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, serta penguatan riset, edukasi ekonomi, dan keuangan syariah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Ketiga, memperkuat sinergi antarlembaga untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah. Keempat, kampanye ekonomi dan keuangan syariah melalui kemandirian ekonomi pesantren sebagai basis arus ekonomi Indonesia.
Peresmian ISEF dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution, didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Gubernur Provinsi Jawa Timur, Soekarwo.
ISEF sebagai platform event ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat terhadap pengembangan ekonomi keuangan syariah nasional. ISEF telah berlangsung setiap tahun sejak 2014.
ISEF V 2018 menandai selesainya tahap pertama pembangunan ekonomi dan keuangan syariah sesuai dengan blueprint pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dimulai dengan upaya pembentukan landasan awal (ISEF-I), penguatan program (ISEF-II), peningkatan kapasitas untuk kepemimpinan di tingkat global (ISEF-III), dan peningkatan peran dalam ekonomi inklusif (ISEF-IV).
ISEF 2018 meliputi dua kegiatan utama. Pertama, Sharia Economic Forum yang membahas pengembangan konsep dan model implementasi kebijakan ekonomi keuangan syariah dan melibatkan pakar keuangan syariah dan sektor usaha syariah nasional maupun internasional. Kedua, Sharia Fair yang diarahkan untuk mendukung pencapaian halal supply chain, terutama dalam hal pertanian terintegrasi, industri pengolahan halal food dan fashion, energi terbarukan, dan wisata halal.
Peresmian ISEF dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution, didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Gubernur Provinsi Jawa Timur, Soekarwo.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Darmin Nasution menekankan pentingnya sektor riil dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Maka, Sharia Fair kali ini diikuti oleh 131 peserta yang berasal dari UMKM, pesantren, lembaga keuangan dan perbankan, juga wholesaler.
Untuk memastikan keterlibatan seluruh stakeholder secara nasional, kegiatan ISEF 2018 telah didahului oleh penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di regional Sumatra (Lampung), Jawa (Semarang), dan KTI (Balikpapan). Penyelenggaraan ISEF 2018 diharapkan dapat semakin mengukuhkan Indonesia sebagai kiblat industri ekonomi dan keuangan syariah dunia.