Jumat 07 Dec 2018 22:00 WIB

Pariwisata Diproyeksi Jadi Penggerak Ekonomi Indonesia

Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia masih rendah.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Tanah Lot di Tabanan merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Bali.
Foto: Antara
Tanah Lot di Tabanan merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai, sektor pariwisata Indonesia masih perlu dikembangkan. Menurutnya, pariwisata akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia dan dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

"Yang menjadi kelemahan Indonesia saat ini, pertumbuhan pariwisata dari masa lalu itu, saya katakan, sifatnya hanya gradual. Sifatnya hanya penambahan sekian persen, sekian persen, yang akhirnya tidak membuat Indonesia menjadi posisi utama sebagai tujuan wisata secara global," kata Bambang dalam Seminar Indonesia Forum 2018 di Jakarta, pada Jumat (7/12).

Industri pariwisata dinilai sebagai salah industri dengan potensi terbesar di Indonesia baik penyediaan lapangan kerja maupun peningkatan nilai tambah dan devisa. Jika dibandingkan dengan negara yang setara, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Indonesia masih relatif rendah.

Bappenas mencatat, angka kunjungan wisatawan mancanegara Indonesia baru 11,7 persen dari total wisatawan mancanegara di ASEAN. Sehingga, untuk mengembangkan industri pariwisata dan menarik wisatawan mancanegara lebih banyak, Indonesia perlu mengoptimalkan penggunaan teknologi digital.

Survei Bank Dunia pada 2018 menunjukkan 44 persen wisatawan menggunakan platform media digital Tripadvisor, 22 persen menggunakan konten media sosial, dan 26 persen menggunakan situs panduan wisata untuk memutuskan tujuan wisata.

"Karenanya, keberadaan revolusi industri keempat ini kita harapkan, sektor pariwisata bisa makin baik. Tapi tentunya tidak bisa hanya mengandalkan ekonomi digital tapi juga pembangunan infrastruktur," kata Bambang.

Terkait dengan pencapaian SDGs, Bambang menekankan, pariwisata adalah industri yang dapat menciptakan efek pengganda tinggi. Hal itu pun dapat diandalkan untuk mempercepat pengurangan kemiskinan di suatu daerah.

Dalam visi Indonesia 2045, Bappenas memproyeksikan Indonesia dapat melompat menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2036. Saat itu, kata Bambang, penggerak ekonomi Indonesia akan didominasi oleh sektor industri manufaktur, pertanian, dan pariwisata. Dia memproyeksikan, kunjungan wisman pada saat itu akan mencapai 73 juta kunjungan per tahun dan pariwisata menjadi sumber utama perolehan devisa.

"Jadi memang tida sektor ini akan menjadi penentu kemajuan ekonomi Indonesia," kata Bambang. 

Sementara Bupati Trenggalek Emil Dardak mengatakan, sektor pariwisata adalah hal yang sangat menarik untuk pemerintah daerah. Menurutnya, cara pariwisata bisa menjadi alat tercepat untuk mengenalkan potensi daerah.

"Jadi dimulai dari tourism, setelah kenal akan ada trade, dan kemudian lahir investasi," kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement