Kamis 06 Dec 2018 20:20 WIB

JK: Indonesia dan Filipina Masih Ributkan Masalah Pangan

Indonesia satu-satunya negara di Asia yang masih ributkan kekurangan pangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jusuf Kalla
Foto: AP/Olivier Matthys
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yang masih meributkan persoalan kekurangan pangan. Tak hanya itu, perdebatan mengenai impor bahan pangan, terutama beras dan jagung selalu mencuat setiap tahun.

"Kita satu-satunya negara di Asia yang selalu terus berbicara tentang pangan, kekurangan pangan, negara lain pangan sudah selesai, Thailand, Vientam, India, Pakistan, cuma kita dengan Filipina yang selalu berbicara bahkan berdebat (masalah pangan)," ujar Jusuf Kalla dalam pidatonya ketika membuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia, Kamis (6/12).

Jusuf Kalla menambahkan, persoalan impor beras dan jagung selalu menjadi perdebatan sepanjang tahun. Sejumlah pihak kerap meributkan impor beras maupun jagung. Di sisi lain, Indonesia juga mengimpor gandum sebesar 11 juta ton dan tidak ada yang meributkan hal tersrbut.

"Kita negara yang masih berbicara terus mana berasnya, mana jagungnya, impor nggak, perdebatan terus jagung dan beras. Jangan lupa bahwa kita impor terigu 11 juta ton, mengimpor 1 juta ton beras orang marah, impor 11 juta ton gandum orang biarin aja," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla semakin banyak impor gandum, maka konsumsi masyarakat terhadap produk gandum seperti mie dan roti makin meningkat. Dengan adanya bahan pangan pengganti tersebut, maka artinya kebutuhan beras makin turun.

"Artinya makin banyak gandum impor berarti makin banyak kita makan mie, makan roti, berarti kebutuhan beras makin turun kemudian di lain pihak kita masih mengimpor, artinya produksi makin turun," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menambahkan, ada empat faktor yang mendorong swasembada pangan yakni bibit, pupuk, teknologi, dan peralatan. Menurutnya, peningkatan produktivitas bisa dimulai dengan perbaikan bibit. Oleh karena itu, Jusuf Kalla mendorong para insinyur untuk meningkatkan riset pertanian.

Adapun Jusuf Kalla menyebut, penyelesaian masalah sandang, pangan, dan papan telah dibicarakan sejak era Presiden Soekarno. Namun, persoalan yang selesai di negeri ini yakni hanya masalah sandang saja.

"Pangan belum selesai, papan juga belum selesai, jadi masih banyak pekerjaan yang tentu kita harus laksanakan, untuk bagaimana membawa Indonesia itu yang sejahtera," ujar Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement