Senin 03 Dec 2018 15:02 WIB

Bekraf Gelontorkan Rp 6 Miliar untuk Kembangkan Startup

Anggaran tersebut bisa untuk mendanai sekitar 30 startup

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun ini menganggarkan Rp 6 miliar untuk mengembangkan industri startup tanah air. Angka tersebut merupakan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP).

"Tahun ini sudah kita sediakan untuk empat subsektor, aplikasi digital dan game, fesyen, craft, kuliner," kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo saat ditemui di sela-sela acara GoStartupIndonesia (GSI) di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (3/12).

Ia melanjutkan, dengan anggaran tersebut bisa untuk sekitar 30 startup dengan maksimum plafon Rp 200 juta per startup. Hal tersebut diakuinya masih kecil karena  baru bisa membantu 30 startup. Untuk itu, diperlukan keterlibatan dari Kementerian Keuangan untuk keseriusan dalam mengembangkan startup di Indonesia.

Anggaran BIP ini pun diakuinya akan tetap sama pada 2019 mendatang untuk empat subsektor yang ada. Kerja sama dari pihak lain juga tetap dibuka seperti Bursa Efek Indonesia (BEI), korporasi maupun investor. Mereka dipertemukan salah satunya melalui GSI ini.

GSI merupakan sebuah platform yang telah diluncurkan oleh Bekraf pada 6 September 2018  bersama Mandiri Capital Indonesia. Platform ini bertujuan mensinergikan berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem startup dan konferensi tahunan ini merupakan ajang penting sekaligus bermanfaat, yang mempertemukan setiap pihak yang terlibat seperti pemerintah, ahli di bidang teknologi, penggiat startup hingga para investor, dan mendorong semakin banyak startup untuk IPO (Initial Public Offering).

Sebanyak tiga startup tercatat telah IPO yakni PT Kioson Komersial Indonesia, PT Yellow Integra Datanet dan PT MCash Integrasi. Ketiganya diharapkan menjadi contoh bagi startup lain untuk mampu melantai di bursa.

Sebagai startup, Fadjar menekankan agar mereka mampu bersaing di tengah revolusi industri 4.0 dengan memiliki kemampuan teknis, kemampuan pemograman dan juga pemahaman akan identifikasi terhadap masalah yang akan diselesaikan. Karena pada dasarnya, ia melanjutkan, startup berusaha memberikan solusi kan atas permasalahan yang dihadapi.

"Semakin permasalahan itu dirasakan oleh banyak orang, semakin besar impact yang dihasilkan dari solusi saat itu. Tentunya tingkat keberhasilan dari startup itu sendiri akan makin besar," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement