REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG- Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bandung mendorong Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pada 270 desa yang ada agar menjual produk-produknya dengan harga yang lebih murah di pasaran atau sesuai harga eceran tertinggi (HET). Langkah tersebut diharapkan bisa memudahkan masyarakat.
Sekretaris Apdesi Kabupaten Bandung, Hilman mengungkapkan dari total Bumdes yang ada di 270 desa, setengahnya berjalan dan setengahnya tidak berjalan. Mereka yang berjalan rata-rata menjual kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat.
"Ada yang aktif dan ada yang pasif. Kebanyakan aktif. Persentasenya 50:50 persen," ujarnya di Soreang, Kabupaten Bandung, Ahad (2/12).
Menurutnya, kebanyakan Bumdes menjual bahan pokok, sewa alat pesta dan di bidang jasa menyewakan ruko. Ia menuturkan, dalam transaksi jual beli pihaknya mengimbau agar Bumdes menjual barang dengan HET yang sudah ditetapkan pemerintah. Sebab saat ini banyak produk di pasaran yang dijual diatas batas HET seperti gas melon.
"Menjual barang harus sesuai dengan HET contoh gas melon di pasaran kan di jual sampai Rp 23-25 ribu. Di Bumdes cukup menjual dengan harga Rp 18 ribu," ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan penjualan produk bahan pokok dan lainnya dengan HET diharapkan membuat masyarakat merasakan kebijakan harga yang sebenarnya dari pemerintah dan tidak memberatkan.
Sebelumnya, Bupati Bandung, Dadang M Naser berharap penggunaan dana desa di Kabupaten Bandung bisa digunakan untuk membangun Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), pembangunan produk unggulan desa, embung desa dan sarana olahraga.
"Saya harap kepada camat untuk lebih fokus pada empat prioritas utama dalam penggunaan dana desa," ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, keempat prioritas tersebut diharapkan bisa mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tidak hanya itu, penggunaannya bisa digunakan untuk membeli bibit tanaman, ternak dan peningkatan SDM.