Kamis 29 Nov 2018 22:24 WIB

BPTP Sulut Optimalkan Bantuan Alsintan

Total realisasi olah lahan di Sulut baru 70,77 persen.

Red: EH Ismail
Rapat koordinasi tim monitoring dan evaluasi penataan alat dan mesin pertanian (alsintan) di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (28/11).
Foto: Humas Balitbangtan
Rapat koordinasi tim monitoring dan evaluasi penataan alat dan mesin pertanian (alsintan) di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulawesi Utara (Sulut) meminta tim optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian (Opsin) agar bekerja optimal. Kepala BPTP Balitbangtan Sulut Yusuf mengatakan, alat dan mesin (alsin) pertanian yang ada harus menghasilkan luas tambah tanam (LTT), sehingga akan meningkatkan produktivitas di daerah.

“Bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah harus kita dorong penggunaannya serta optimalkan agar termanfaatkan oleh masyarakat,” kata Yusuf dalam rapat koordinasi tim monitoring dan evaluasi penataan alsin di Quality Hotel, Manado, Sulut, Rabu (28/11).

Menurut Yusuf, BPTP Balitbangtan Sulut bertanggung jawab atas evaluasi dan monitoring bantuan alsin pemerintah. Sebab, sesuai surat tugas Kepala Badan SDM Nomor:B-8959/TU.040/1/08/2018, BPTP Sulut ditunjuk menjadi koordinator Opsin. Karena itu, dia mengajak tim kerja Opsin agar mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian yang telah dibagikan kepada petani

“Jangan sampai ada lahan yang nganggur atau lahan yang tidur dan petani tertidur lelap. Padahal, bantuan alat untuk membantu petani mengolah tanah banyak yang telah digelontorkan pemerintah,” ujar dia.

Yusuf melanjutkan, total realisasi olah lahan untuk traktor roda dua (TR2) dan traktor roda empat (TR4) di Sulut masih kurang optimal, yakni baru 70,77 persen sampai Senin (26/11).

Strategi paling efektif untuk meningkatkan pencapaian target olah lahan, kata dia, tak lain hanya dengan memastikan para penanggung jawab di kabupaten berada di lapangan untuk mencari lahan-lahan bera, lahan baru panen, dan lahan potensi padi gogo. Keberadaan mereka tentunya untuk mendorong agar petani cepat mengolah tanah.

“Terus lakukan koordinasi di tingkat kecamatan dan desa, bersama gapoktan, UPJA, penyuluh kecamatan, BPP, Babinsa, serta Danramil untuk gerakkan olah tanah dan tanam.”

Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Titov B Manoi menyatakan, tanpa adanya bantuan alsintan, tidak mungkin Sulut bisa meningkatkan angka pencetakan sawah baru. Selama ini, angka cetak sawah baru Sulut dalam setahun tidak mencapai 5 persen dari luas sawah yang ada. “Dengan bantuan alsin yang cukip banyak di Sulawesi Utara, tentunya meningkatkan LTT dan produksi.”

Saat ini, Titov melanjutkan, luas sawah yang ada di Sulut mencapai 57 ribu hektare. Luasan itu cukup dengan alsin yang ada bila dioptimalkan. Namun, karena petani memang belum terampil dalam mengoperasikan alsintanyang ada, maka berdampak pada tidak optimalnya alsin. “Bahkan ada yang sampai rusak.”

Untuk itu, Dinas berupaya agar petani diberikan proses pemagangan ke perusahaan penyedia alsin atau difasilitasi dengan pengoptimalan bengkel-bengkel alsin di daerah. “Perlu dikerjasamakan dengan BPTP Balitbangtan untuk menfasilitasi pelatihan petani ini,” ujar Titov. (art/balitbangtan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement