Kamis 29 Nov 2018 21:45 WIB

Pemerintah Optimistis Rupiah Bisa Terus Menguat

Investor mulai mengalihkan dana ke Indonesia.

Rep: ahmad fikri noor/ Red: Muhammad Hafil
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah optimistis rupiah masih berpeluang untuk terus menguat terhadap dolar AS. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Adrianto menilai, penguatan rupiah didorong oleh sentimen positif dari dalam negeri.

"Saya lihat masih ada potensi untuk penguatan rupiah khususnya dari dalam negeri," kata Adrianto ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/11).

Adrianto mengatakan, investor mulai mengalihkan dana ke Indonesia. Menurutnya, saat ini terdapat dorongan sentimen positif berupa kebijakan fiskal yang sehat dan kebijakan Bank Indonesia yang preemptive.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menyatakan, kurs rupiah hari ini sempat menguat cukup tajam ke Rp 14.330 per dolar AS. Penguatan itu dipicu oleh pernyataan Chairman Federal Reserve Jerome Powell, yang memperlunak pandangannya (stance) terhadap suku bunga kebijakan the Fed.

Powell memandang, suku bunga acuan Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR) sudah berada sedikit di bawah kisaran suku bunga netral. "Pernyataan Powel tersebut semakin memperkuat meyakinkan pasar bahwa tren kenaikan FFR sudah mendekati akhir," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/11).

Setelah kenaikan di Desember mendatang, kata dia, pasar memperkirakan hanya ada satu kali kenaikan pada 2019. Pasar juga optimis dengan semakin terbukanya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina, yang akan di negosiasikan oleh pimpinan kedua negara tersebut di pertemuan G20. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement