REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengerjaan jalan tol Padang-Pekanbaru yang sudah ground breaking-nya dilakukan Presiden Jokowi di awal 2018 lalu tak menunjukkan perkembangan signifikan. PT Hutama Karya selaku penggarap tol Trans-Sumatra mencatat, baru 800 meter ruas dari total 255 kilometer (km) yang sudah dilakukan pengerjaan. Itu pun, pekerjaan yang sudah dilakukan baru sebatas land clearing dan timbunan ground breaking.
"Kami kerjakan 800 meter pertama karena izin lingkungan yang keluar baru sampai 800 m. Kemudian untuk pekerjaan fisik baru sebatas clearing, timbunan groundbreaking kemarin dan sempat terhenti sebelum Lebaran," kata Pimpinan Proyek Ruas Tol Pekanbaru-Padang seksi Padang-Sicincin, Ramos Pardede, Kamis (29/11).
Ramos menyebutkan, terhambatnya pengerjaan fisik seksi I tol Padang-Pekanbaru disebabkan tidak cocoknya harga yang diterbitkan oleh tim appraisal (penilai). Karenanya, lanjut Ramos, warga secara baik-baik meminta alat berat untuk tidak melakukan pengerjaan terlebih dulu.
"Karena mereka sendiri, kami makasih kepada warga Sumbar yang terkena jalan tol, mereka sudah izinkan kami kerja tanpa ada pembayaran. Biasanya di tempat lain, dibayar dulu baru boleh dikerjakan," katanya.
Meski saat ini dihentikan sementara, Hutama Karya tetap stand by di lokasi seksi I Padang-Sicincin untuk sewaktu-waktu langsung mengebut merampungkan pembangunan tol. Ia juga menampik pernyataan sejumlah pihak bahwa titik awal pengerjaan tol Padang-Pekanbaru dialihkan dari Sumatra Barat ke Riau.
"Cuma karena di sini dihentikan, sumber daya di sini (Padang-Sicincin) dipindah ke trase lain. Ini lebih ke hal bisnis supaya tetap bekerja tak ada yang menganggur," katanya.