REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur mengaku optimistis terhadap penyaluran kredit tahun depan. Apalagi setelah dibukanya Tol Madura.
"Apalagi sekarang tol tersebut tidak bayar. Dengan begitu mempermudah para investor untuk membangun perumahan di sana. Jadi walau kerjanya di Surabaya, bangun rumahnya bisa di Madura, sudah dekat dan tanpa biaya," kata Direktur Utama Bank Jatim Soeroso saat ditemui wartawan usai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, (27/11).
Ia pun menjelaskan, bila ada perumahan, otomatis pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta enterpreneur bisa tumbuh. Dengan begitu terjadi multiplier efek.
Ia memprediksi, pertumbuhan kredit Bank Jatim tahun depan di kisaran 9,5 sampai 10 persen. Dengan berfokus pada penyaluran ke pelaku usaha mikro, kecil, menengah, serta startup.
Penyaluran ke proyek infrastruktur seperti jalan tol dan lainnya di Jawa Timur juga digarap oleh perseroan. "Nanti kami lihat berapa dana jangka panjang yang bisa ditaruh ke loan dan yang jangka pendek juga begitu," kata dia.
Soeroso menuturkan, saat ini sumber likuiditas Bank Jatim masih didominasi dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). "Kami ini bank-nya pemerintah daerah, sehingga otomatis semua keuangan daerah ada di Bank Jatim. Masa ditaruh di bank lain?" ujarnya.