Rabu 21 Nov 2018 21:09 WIB

KKP: Konsumsi Ikan Nasional Naik Setiap Tahun

Target konsumsi perikanan nasional pada 2019 sebesar 54,49 per kapita per tahun

Ikan hasil tangkapan (ilustrasi)
Foto: europarl.europa.eu
Ikan hasil tangkapan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa tingkat konsumsi ikan nasional memiliki kecenderungan yang selalu naik setiap tahun. Kenaikan konsumsi ini terjadi sepanjang lima tahun terakhir.

"Ikan merupakan sumber protein yang sangat besar, dengan makan ikan kita bisa lebih sehat dan turut serta dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Rifky Effendi Hardijanto di Jakarta, Rabu (21/11).

Rifky memaparkan, sepanjang 5 tahun belakangan, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat, yaitu tahun 2014 sebesar 38,14 kilogram (kg) per kapita, tahun 2015 sebesar 40,9 kg per kapita, tahun 2016 sebesar 43,88 kg per kapita, tahun 2017 sebesar 47,12 kg per kapita, dan tahun 2018 sebesar 50 kg per kapita per tahun tahun, sementara untuk tahun 2019, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun.

Ia menyebutkan bahwa hampir pertahunnya target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi bahkan tidak jarang melebihi target yang ditetapkan, seperti pada tahun 2015 konsumsi ikan masyarakat mencapai 41,1 kg per kapita per tahun, berhasil melampaui yang ditargetkan sebesar 40,9 kg per kapita per tahun.

"Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi kesehatan," ucapnya.

Meski demikian, sambung Rifky, pihaknya menyatakan tidak harus berhenti sampai di situ dan akan terus didengungkan akan pentingnya makan ikan. Hal tersebut adalah agar konsumsi ikan nasional per kapita per tahunnya terus naik.

"Kita jangan sampai kalah dengan negara tetangga, seperti Malaysia 70 kg per kapita per tahun, dan Singapura 80 kg per kapita per tahun, dan Jepang mendekati 100 kg per kapita per tahun," paparnya.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai komoditas ikan yang beragam baik itu ikan tangkap maupun ikan hasil budidaya, serta stok ikan nasional juga berlebih.

Rifky juga mengutarakan harapannya agar tidak ada lagi terdengar kasus gizi ganda (kelebihan dan kekurangan gizi), stunting (bayi lahir pendek) dan lain-lainnya, yang merupakan contoh beberapa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia yang erat kaitannya dengan pangan dan gizi.

Untuk itu, ujar dia, dengan makan ikan diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah dalam mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi bagi masyarakat. "Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah didapat di Indonesia, disamping itu harganya juga terjangkau. Dan selain itu juga mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan omega 3. Makanya mari budayakan makan ikan," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement