Jumat 16 Nov 2018 09:16 WIB

CORE: Indonesia Terlalu Bergantung pada Ekspor Komoditas

Neraca perdagangan Indonesia tidak akan kembali menjadi surplus pada tahun ini

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi ekspor impor.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ilustrasi ekspor impor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai, ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas menjadi salah satu penyebab defisit neraca dagang. Seperti diketahui, defisit neraca dagang Oktober 2018 sebesar 1,82 miliar dolar AS dan secara kumulatif Januari hingga Oktober 2018 mencapai 5,5 miliar dolar AS.

"Indonesia masih sangat bergantung pada ekspor komoditas. Kita harus beralih ke ekspor hasil industri manufaktur terutama yang lebih tinggi secara teknologi," kata Faisal kepada Republika, Kamis (15/11).

Baca Juga

Dia menjelaskan, hal yang membedakan kinerja dagang pada 2017 dan 2018 adalah harga komoditas. Dia mengatakan, terjadi peningkatan pesat harga komoditas tahun lalu dan mampu mendorong ekspor Indonesia. Kemudian, pada 2018 terjadi penurunan harga dan membuat kinerja ekspor melambat.

Ekspor yang melambat diperparah dengan laju impor yang justru melesat. Impor pada Oktober 2018 tercatat tumbuh 23,66 persen (yoy). Menurut Faisal, hal itu pun bisa dikendalikan dengan memperkuat industri manufaktur mulai dari hulu hingga hilir.

"Memang impor pasti akan terjadi tapi kalau kita punya struktur manufaktur yang kuat maka ketergantungan impor tidak akan terlalu tinggi," kata Faisal.

Faisal meyakini neraca dagang tidak akan kembali menjadi surplus pada tahun ini. Begitu pula halnya dengan tahun depan. Dia menyebut, ekspor pada tahun depan masih akan tertekan akibat faktor global.

"Sementara dari sisi impor mungkin akan melambat seiring dengan kebijakan pemerintah mulai terasa. Tapi, tetap saja itu tidak cukup untuk membalikkan menjadi surplus. Kemungkinan masih defisit tapi tidak sebesar tahun ini," kata Faisal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement