Senin 12 Nov 2018 11:11 WIB

Bank Mandiri Perluas Penyaluran KUR ke Sektor Pertanian

Saat ini 54 persen penyaluran KUR Bank Mandiri untuk sektor jasa produksi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR)
Foto: republika/mardiyah
Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Mandiri berkeinginan meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor pertanian perkebunan ke berbagai wilayah basis pertanian. Di antaranya di wilayah Jawa Barat.

Dari penyaluran KUR Bank Mandiri sebesar Rp 15,28 triliun pada Januari sampai Oktober 2018, KUR produksi yang telah diberikan mencapai Rp 7,49 triliun atau 49 persen dari total KUR tersalurkan. Dari nilai itu, penyaluran ke sektor pertanian baru sebesar 37 persen.

Baca Juga

Kemudian sebanyak 54 persen ke sektor jasa produksi, 0,5 persen ke sektor perikanan. Selanjutnya sebanyak 8,5 persen ke sektor industri pengolahan.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, keinginan tersebut dikarenakan saat ini sektor pertanian masih menjadi salah satu sumber mata pencarian utama masyarakat Indonesia. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat membantu memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Kami menyadari, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang memiliki risiko tinggi, terutama karena faktor cuaca. Untuk itu, kami telah menyiapkan beberapa strategi dalam penyaluran KUR ke sektor pertanian, salah satunya penyiapan KUR skema khusus bagi kelompok tani dan nelayan (Gapoktan),” kata Kartika melalui siaran pers yang diterima Republika, Senin, (12/11).

Pada KUR skema khusus ini, petani akan diberikan pilihan cara pembayaran, yakni secara angsuran ataupun secara sekaligus sesuai masa panen. “Skema Gapoktan ini juga kami kembangkan melalui pengelolaan bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra usaha penjamin pembelian atau off taker. Artinya petani sudah memiliki kepastian pembeli dengan harga sesuai pasaran,” kata Kartika.

Kartika menjelaskan, pendekatan tersebut telah terbukti memberikan hasil optimal saat perseroan mendukung program perhutanan sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Hal itu berupa revitalisasi lahan tambak udang di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

“Dalam program itu, Bank Mandiri memberikan KUR kepada Klaster Gapoktan nelayan tambak di Muara Gembong untuk meningkatkan hasil panen udang dengan off taker dari Perum Perindo. Hasilnya sangat baik karena produktifitas naik signifikan dan nelayan mampu mengembalikan KUR yang diterima,” katanya.

Dia melanjutkan, saat ini pihaknya telah menjajaki penerapan pendekatan KUR skema khusus tersebut di lokasi pertanian perkebunan potensial di Jawa Barat. Di antaranya di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan.

Kartika juga menambahkan, pihaknya optimistis dapat memenuhi penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 17,56 triliun. Termasuk mencapai target penyaluran komposisi KUR produksi sebesar 50 persen.

“Penyaluran KUR kami saat ini sudah mencapai kisaran 87 persen kepada 225.526 debitur. Dengan waktu yang tersisa, kami yakin dapat memenuhi target tersebut,” kata Kartika.

Khusus di Jawa Barat, jelasnya, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,93 triliun kepada 28.510 debitur. Sebanyak 38 persen si antaranya atau Rp 739 miliar merupakan KUR sektor produksi.

Bank Mandiri pun baru saja memberikan bantuan hibah senilai Rp 456 juta ke masyarakat Jawa Barat. Penyerahan bantuan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Dari nilai itu, bantuan mesin pengelolaan kopi sebesar Rp 46 juta serta bantuan perbaikan sarana umum Ekowisata Gunung Puntang senilai Rp 300 juta diserahkan kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah dan LMDH Gunung Rakutak, Kabupaten Bandung. Selanjutnya, dana senilai Rp 60 juta digunakan untuk pengadaan mesin pengolah mangga oleh LMDH Rimba Raya Lestari, Kabupaten Majalengka

Terakhir, Bank Mandiri juga menyerahkan dana Rp 50 juta untuk pengadaan mesin pengolah karet kepada LMDH Mekar Jaya, Kabupaten Majalengka. "Bantuan CSR ini merupakan bentuk dukungan Bank Mandiri terhadap model bisnis upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat hutan sosial," kata Kartika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement