REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Produk halal Indonesia dinilai mampu memperkuat ekonomi nasional. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro akan mendorong upaya ekspor komoditas halal guna menekan tingkat defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Dia menyebut Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) akan menyelesaikan masterplan pengembangan industri riil halal pada akhir tahun ini. Kebijakan tersebut akan menentukan fokus pengembangan komoditas ekspor potensial dari Indonesia.
"Tentu arahnya ke CAD. Menurut kami yang terpenting harus bisa menyumbang ekspor," kata Bambang, akhir pekan ini.
Dalam masterplan yang akan dirilis, Bambang menginginkan ada prioritas pada komoditas barang maupun jasa halal yang bisa jadi keunggulan Indonesia. Dia mengatakan Indonesia memiliki banyak potensi produk halal.
Pengembangan, sambung Bambang, akan lebih baik jika difokuskan pada beberapa komoditas prioritas. "Kita akan buat secara bertahap setiap tahun apa saja komoditas jasa halal atau syariah yang bisa kita dorong," kata Bambang yang baru saja meraih Tokoh Ekonomi Syariah pada Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018.
Setelah ada penetapan komoditas prioritas, KNKS akan berupaya mendorong peranan dari sektor swasta yang terlibat. Selain itu, KNKS juga akan mengarahkan BUMN untuk bisa mendukungnya. "Jadi kita upayakan supaya industri halal ini tidak jalan sendiri-sendiri tapi terkoordinasi dan kita tahu arahnya mau kemana," kata Bambang.
Dia menyebut, saat ini komoditas yang memiliki potensi ekspor kuat adalah pakaian, kosmetik, dan farmasi. Indonesia harus tidak lagi menjadi negara pengimpor produk-produk halal. Sebaliknya, Indonesia harus menjadi negara pengekspor produk-produk halal.