Jumat 09 Nov 2018 21:05 WIB

Lahan Tidur di Purwakarta Dijadikan Sawah Padi Gogo

Areal sawah padi gogo hanya ditanami dan dipanen satu kali setahun.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta memanfaatkan lahan tidur seluas 492 hektare untuk dijadikan persawahan dengan konsep padi gogo. Areal tersebut, mendapat perhatian serius, termasuk perbenihan dan pupuk yang dibantu oleh pemerintah.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, pemerintah berupaya untuk terus menggenjot produktivitas di bidang pertanian. Salah satunya, dengan memanfaatkan lahan tidur untuk diubah menjadi areal pertanian yang produktif.

"Seperti, areal pertanian padi gogo, yang kita kembangkan di Kecamatan Tegalwaru dengan luas 492 hektare," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Jumat (9/11).

Kegiatan ini bersinergi dengan program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale). Mengingat, upsus ini merupakan upaya pemerintah untuk terus menggenjot produktivitas pertania. Sehingga, ke depan Indonesia bisa berswasembada padi, jagung dan kedelai.

Menurut Agus, persawahan padi gogo ini hanya bisa ditanami dan panen satu kali dalam setahun dengan jumlah provitas 3,7 ton per hektarenya. Biasanya, areal padi gogo akan mulai tanam ketika intensitas hujan sudah mulai meningkat seperti pada bulan sebelas.

Petani yang terlibat dalam pertanian padi gogo ini mencapai 100 orang. Untuk mengelola sawahnya, mereka mendapat bantuan berupa benih dan pupuk. Untuk benihnya, petani mendapat 25 kilogram per hektare. Sedangkan, pupuknya disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement