Kamis 01 Nov 2018 08:06 WIB

Indonesia Mampu Jadi Basis Produksi Sepeda Motor

Industri otomotif harus reorientasi dalam menjadikan pasar domestik sebagai base load

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kanan) mencoba Honda PCX Electric disaksikan Presiden Direktur PT Astra Honda Motor Toshiyuki Inuma (keempat kanan), Marketing Director Thomas Wijaya (ketiga kanan) dan Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia Johannes Loman (kanan), di stan Honda pada pembukaan Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018 di Jakarta, Kamis (31/10/2018).
Foto: Antara/Audy Alwi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kanan) mencoba Honda PCX Electric disaksikan Presiden Direktur PT Astra Honda Motor Toshiyuki Inuma (keempat kanan), Marketing Director Thomas Wijaya (ketiga kanan) dan Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia Johannes Loman (kanan), di stan Honda pada pembukaan Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018 di Jakarta, Kamis (31/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian optimistis Indonesia dapat menjadi salah satu basis produksi bagi produsen otomotif kelas dunia. Saat ini, Indonesia masih dominan sebagai konsumen dengan menduduki peringkat ketiga pasar terbesar setelah Cina dan India. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, optimisme itu bukan tanpa sebab. "Di saat Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan, sepeda motor justru memberikan kontribusi yang signifikan dengan total nilai ekspor dari CBU (Completely Built Up/kendaraan utuh), CKD (Completely Knock Down/kendaraan rakitan) dan komponen sebesar 1,2 miliar dolar AS pada tahun 2017," katanya dalam siaran pers, Kamis (1/11). 

Sementara itu, ekspor sepeda motor hingga bulan September 2018 mencapai 450 ribu unit. Untuk terus mendorong peningkatan ekspor, Airlangga menjelaskan, industri otomotif harus dilakukan reorientasi dalam menjadikan pasar domestik sebagai base load untuk ekspor.

Pemerintah menargetkan ekspor sepeda motor bisa mencapai 10 persen dari total produksi. Ini sesuai dengan sasaran dari pelaksanaan Making Indonesia 4.0 yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Setidaknya ekspor akan mencapai 600 ribu unit untuk tahun ini.

Daya saing industri sepeda motor di Indonesia juga dinilai kompetitif, dengan didukung total produksi yang sudah tembus hingga 6 juta unit pada 2017. Selain itu, sektor ini ditopang sebanyak 1,5 juta orang yang terdistribusi pada berbagai lapangan kerja mulai dari industri perakitan, industri komponen lapis I, II dan III, sampai tenaga kerja di tingkat bengkel resmi, sales, service dan spare parts.

Airlangga mengatakan, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang dipilih menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri 4.0. “Implementasi ini memberikan peluang positif untuk menjadikan industri otomotif nasional berdaya saing global,” katanya.

Sementara itu, Ketua umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Johannes Loman mengaku optimistis bahwa penjualan domestik dapat mencapai 6,3 juta unit sampai akhir tahun 2018. "Tahun ini akan berakhir dengan pencapaian lebih baik dari tahun lalu. Penjualan pada periode Januari-September 2018 sudah sampai 4,7 juta unit atau naik 8,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement