Jumat 29 Nov 2019 14:00 WIB

Menperin Targetkan Produksi Motor 10 Juta Unit pada 2025

Pertumbuhan sepeda motor mencapai angka 6,5 juta unit per tahun

Pengguna sepeda motor. ilustrasi
Foto: Antara
Pengguna sepeda motor. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan pertumbuhan produksi sepeda motor di Indonesia dapat mencapai 10 juta unit per tahun pada tahun 2025. Menurut dia, target ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara pada 2030.

"Pemerintah menargetkan (produksi) sepeda motor tumbuh sampai 10 juta unit di 2025, dengan 1 juta unit untuk pasar ekspor, dan 20 persennya adalah sepeda motor listrik," kata Menperin Agus di pembukaan IIMS Motorbike 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (29/11).

Baca Juga

Selain itu, ia juga memaparkan data pertumbuhan industri sepeda motor nasional yang ia nilai berkembang cukup baik dan mampu memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional melalui ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja.

"Sejak 2010, rata-rata pertumbuhan sepeda motor mencapai angka 6,5 juta unit per tahun. Banyak komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut," kata Agus.

Lebih lanjut, penggunaan komponen lokal (local content) sepeda motor sudah di atas 90 persen dari angka produksi sepeda motor sejak Januari-Oktober 2019 yang sudah menembus angka 6,2 juta unit.

Dari besaran 6,2 juta unit tersebut, 5,5 juta unit di antaranya digunakan di pasar domestik, dan sisanya diekspor ke berbagai negara seperti Filipina, Thailand, hingga Jepang dan Amerika Latin.

Agus pun berharap dengan pertumbuhan motor dan target penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, dapat menarik masyarakat untuk mulai menggunakan kendaraan listrik dalam waktu dekat. "Harapannya masyarakat semakin banyak menggunakan kendaraan listrik, baik roda empat atau dua," kata suami dari mantan presenterLoemongga Haoemasanitu.

"Selain ramah lingkungan, juga akan menekan defisit neraca perdagangan dimana komponen impor migas sangat membebani neraca perdagangan," kata Agus melanjutkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement