REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2018. Perseroan membukukan penjualan neto konsolidasi mencapai Rp 54,74 triliun. Nominal ini mengalami kenaikan sebesar 3,1 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni Rp 53,12 triliun.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim menjelaskan, secara umum, harga crude palm oil (CPO) tetap menjadi tantangan bagi kinerja perseroan. "Sebagai catatan yang positif, kami tetap dapat meraih pertumbuhan penjualan di periode sembilan bulan tahun ini dengan didukung oleh kinerja Grup CBP (produk konsumen bermerek) yang kuat," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (31/10).
Laba usaha tumbuh 1,4 persen menjadi Rp 6,70 triliun dan marjin laba usaha sedikit menurun menjadi 12,4 persen dari 12,6 persen. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 13,6 persen menjadi Rp 2,82 triliun dari Rp 3,26 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Marjin laba bersih turun menjadi 5,2 persen dari 6,1 persen. Core profit turun 9,8 persen, dari Rp 3,25 triliun menjadi Rp 2,93 triliun.
Selain CBP, Indofood memiliki tiga kelompok usaha strategis lain. Di antaranya, Bogasari, di mana grup ini memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta, didukung oleh unit usaha perkapalan dan kemasan.
Selain itu, ada juga kelompok usaha Agribisnis yang meliputi penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih bibit hingga pemasaran produk minyak goreng, margarin dan shortening. Terakhir, kelompok usaha distribusi yang mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Indofood dan anak-anak perusahaannya serta berbagai produk pihak ketiga.