Senin 29 Oct 2018 06:35 WIB

Makassar New Port Tahap 1A Segera Beroperasi

Softlaunching dilakukan dengan melepas ekspor perdana dari pelabuhan tersebut.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Direktur Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang (kiri) memamtau proses pengerukan di areal Makassar New Port di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Direktur Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang (kiri) memamtau proses pengerukan di areal Makassar New Port di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- PT Pelindo IV (Persero) akan segera melaksanakan peluncuran tahap awal Makassar New Port tahap 1A pada 2 November 2018. Proyek pelabuhan terbesar tersebut terbagi dalam empat tahap dengan target penyelesaian total pada 2025. Makassar New Port bukan hanya pelabuhan tapi juga kawasan industri seluas 1428 hektare.

Softlaunching akan diresmikan oleh Menteri BUMN, Rini Sumarno sekaligus melepas ekspor perdana dari pelabuhan tersebut dalam direct call atau pelayaran langsung ke Amerika dan Eropa. Direktur PT Pelindo IV, Farid Padang mengatakan pembangunan tahap 1A lebih cepat dari target karena perusahaan melakukan efisiensi.

"Pelabuhan 1A ini seharusnya selesai tahun depan, tapi kita lakukan beberapa efisiensi dan percepatan sehingga Oktober ini sudah bisa dioperasikan," kata dia pada wartawan pasca Gala Dinner Direktur Perusahaan BUMN di Bontang, Kalimantan Timur, Ahad (28/10).

Total investasi untuk pembangunan pelabuhan tahap 1A adalah Rp 2,5 triliun dari Rp 89 triliun untuk keseluruhan proyek. Berbarengan dengan peluncuran, pelayaran direct call perdana akan dilakukan dari pelabuhan tersebut sebanyak 30-35 kontainer dari berbagai komoditas. Pelayaran ini juga akan mengirim ekspor ke kawasan Asia sehingga total sekitar 350 kontainer akan dilepas.

"Komoditasnya, biji kopi ke Amerika Serikat, seafood// ke Amerika Serikat, rumput laut ke Spanyol, kayu ke Prancis, karet ke Hamburg Jerman, cokelat ke Rotterdam Belanda," kata dia.

Sejak Desember 2017, direct call sudah pernah dilakukan ke Shanghai, Cina, Jepang, Vietnam. Sejak saat itu ekspor sudah lebih dari 4.000 kontainer. Menurutnya, pelabuhan ini menjadi titik penting yang membuat pertumbuhan ekonomi maju pesat.

Hal ini karena dengan direct call, pengusaha sudah bisa mencairkan Letter of Credit (LC) sehingga pendapatan bisa cepat diperoleh. Jika melalui pelabuhan di Jawa, barang ekspor dari Sulawesi akan dikirim terlebih dahulu ke Jawa baru direct call sehingga pendapatan bisa diperoleh dalam lebih dari satu bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement