Sabtu 27 Oct 2018 18:46 WIB

PT Pupuk Indonesia Kembangkan Pabrik Bahan Baku

PT Pupuk Indonesia akan membangun pabrik pembuat bahan baku amonium nitrat di Bontang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Jajaran Direksi PT Pupuk Indonesia (Persero) (dari kiri ke kanan) Direktur SDM & TKK PT Pupuk Indonesia (Persero) Winardi, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Bakir Pasaman, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Tossin Sutawikara dalam konferensi pers Paparan Kinerja sebelum Rapat Koordinasi BUMN 2018 di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Jajaran Direksi PT Pupuk Indonesia (Persero) (dari kiri ke kanan) Direktur SDM & TKK PT Pupuk Indonesia (Persero) Winardi, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Bakir Pasaman, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Tossin Sutawikara dalam konferensi pers Paparan Kinerja sebelum Rapat Koordinasi BUMN 2018 di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia mengembangkan pabrik bahan baku, amonium nitrat, untuk menekan biaya operasional. Langkah tersebut juga sebagai upaya ekspansi bisnis non-pupuk karena pasar pupuk telah over supply.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat mengatakan harga pupuk harus efisien agar terjangkau namun tetap berkualitas. Untuk menurunkan harga pupuk, maka bahan baku dan operasional diharapkan tidak lagi mengandalkan pihak lain atau impor.

PT Pupuk Kalimantan Timur, sebagai anak perusahaan PT Pupuk Indonesia akan membangun pabrik pembuat bahan baku amonium nitrat di Bontang. Pabrik dengan investasi Rp 958 miliar itu akan dibangun kontraktor PT Wijaya Karya (Persero).

Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur, Bakir Pasaman menyampaikan saat ini proses pembangunan masih dalam pembahasan. "Kita memang belum negosiasi banyak, baru selesai tender yang dimenangkan PT Wijaya Karya, tapi direncanakan pembangunannya kira-kira tiga tahun sudah beroperasi," kata dia di Bontang, Sabtu (27/10).

Pabrik ini dibangun atas kerja sama dengan sesama BUMN, yaitu PT Dahana yang berkecimpuk di industri bahan peledak. Amonium nitrat merupakan salah satu bahan pembuat bom. Pabrik amonium nitrat ini diperkirakan akan memiliki kapasitas sebesar 75 ribu ton. 

Kebutuhan amonium nitrat dalam negeri cukup tinggi sehingga pemenuhannya masih harus impor sekitar 100 ribu ton. Jika sudah bisa produksi sendiri, maka biaya operasional akan berkurang cukup signifikan.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan mengembangkan bisnis petrokimia seperti ethylene dan polyethylene yang rencananya akan dibangun di Bintuni dan juga pengembangan methanol di Bontang. Metanol dibuat oleh PT Pupuk Kaltim karena kelengkapan sistemnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement