REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 berupaya menggarap pasar non-tradisional di Sudan.
"Kehadiran pengusaha Sudan dalam jumlah besar, yaitu 48 pengusaha di TEI 2018 merupakan salah satu upaya nyata KBRI Khartoum dalam mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menggarap pembeli potensial dari negara non-tradisional," kata Duta Besar RI untuk Sudan, Rossalis R. Adenan dalam keterangan tertulis dari KBRI Khartoum yang diterima di Jakarta, Jumat (26/10).
Pernyataan tersebut disampaikan Dubes Rossalis saat mendampingi delegasi Sudan dalam pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke 33 di ICE, BSD, Tangerang, Banten. Para pengusaha Sudan yang hadir langsung mengunjungi berbagai booth yang ada di arena TEI 2018 untuk menjajaki dan bernegosiasi dalam proses membeli berbagai produk yang diminati.
Salah satu produk yang diminati para pengusaha Sudan di TEI 2018 adalah bahan-bahan bangunan. Hal itu karena Sudan saat ini sedang melakukan banyak proyek pembangunan pasca pencabutan sanksi Amerika Serikat pada Oktober 2017 dan mendapatkan arus masuk investasi yang cukup besar dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Pengusaha Sudan yang hadir di TEI tersebut bergerak di berbagai sektor, antara lain pengusaha yang terkait dengan produk bahan bangunan, produk kertas, peralatan tulis dan kantor, mobil dan suku cadang, barang elektornik dan mekanik, tekstil, perabot, produk makanan dan minuman, produk farmasi. "Kehadiran para pengusaha Sudan di TEI 2018 diharapkan dapat meningkatkan volume perdangangan kedua negara secara signifikan," ujar Dubes Rossalis.