REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan produksi minyak dan gas (migas) nasional menjadi prioritas yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi migas nasional adalah meningkatkan kegiatan eksplorasi.
Selain mengalokasikan anggaran untuk peningkatan produksi migas nasional dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), saat ini Pemerintah juga telah mengantongi komitmen kerja pasti sebesar 1,74 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 26,1 triliun.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan dulu Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan eksplorasi migas sebesar Rp 60 miliar hingga Rp 70 miliar setahun. Anggaran ini, menurut dia, tidak mencukupi, karena untuk satu kegiatan eksplorasi migas untuk satu sumur (well) bisa mencapai Rp 100 miliar, bahkan Rp 300 miliar.
"Kegiatan eksplorasi untuk satu lubang sumur di Indonesia diperkirakan menelan biaya sebesar 10 juta dolar AS hingga 15 juta dolar AS dan di offshore bisa sampai 50 juta hingga 60 juta dolar AS per well, dan coba bandingkan dengan dana kegaitan eksplorasi yang tersedia dari APBN kita yang hanya 3 juta dolar AS sampai 4 juta dolar AS setahun," ujar dia, Selasa (23/10).
Maka untuk meningkatkan dana kegiatan eksplorasi migas tersebut, maka pemerintah membuat terobosan atau memperkenalkan program baru. Program itu adalah firm working commitment atau dana yang akan dikeluarkan kontraktor sebagai investasi mereka selama lima tahun yang akan digunakan untuk meningkatkan produksi dan eksplorasi sumur-sumur baru.
"Dari program tersebut untuk kegiatan eksplorasi sejak bulan April tahun ini sebesar 1,748 miliar dollar, atau sekitar Rp 25-26 triliun dana yang tersedia sekarang untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi," ujar Arcandra.
Sebagaimana diketahui, kebutuhan BBM nasional saat ini sekitar 1,4 juta barel per hari, sementara produksi nasional dapat memenuhi kurang dari 800 ribu per hari. Artinya butuh 600 ribu barel per hari harus impor untuk menutupi kebutuhan yang ada.
"Nah 600 ribu barel per hari impor ini akan terus bertambah setiap tahunnya makin lama makin besar. Gap antara produksi migas nasional dengan kebutuhan akan terus membesar, nah untuk itu salah satu program yang kita canangkan adalah melalui kegiatan eksplorasi dan langkah ini merupakan salah satu bagian dari rencana jangka panjang peningkatan produksi migas nasional," imbuh Arcandra.