Ahad 21 Oct 2018 19:20 WIB

Semester I 2019 Dinilai tidak Kondusif Bagi IPO Bank Syariah

Semester II dinilai lebih kondusif khususnya setelah Pemilihan Presiden 2019

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gunawan Yasni
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gunawan Yasni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa bank syariah seperti BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM) berencana melantai di bursa atau melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2019. Sebelumnya, BRI Syariah dan BTPN Syariah telah IPO terlebih dahulu tahun ini. 

Pengajar dan Praktisi Keuangan Syariah Muhammad Gunawan Yasni menilai, melakukan IPO di 2019, terutama di semester pertama, akan kurang kondusif. "Jadi kurang favorable bagi industri keuangan syariah untuk IPO saham," ujarnya kepada Republika, Ahad, (21/10).

Alasannya, kata dia, situasi politik saat itu masih belum jelas. Meski kedua calon presiden berniat mengembangkan ekonomi syariah.

"Saya lebih lihat ekonomi secara umum. Di semester I 2019, kita belum tahu tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) akan berapa, kestabilan rupiah berapa, neraca perdagangan bagaimana, dan siapa pemerintah berikutnya," tutur Gunawan. 

Lebih lanjut, kata dia, bila perusahaan keuangan syariah ingin IPO di 2019. Maka sebaiknya di semester kedua, atau mendekati akhir tahun depan. 

Pasalnya, kondisi sudah mulai kondusif. "Pemerintah baru sudah terpilih, kabinet sudah dibuat, sudah terbentuk ekonominya. Jadi memungkinkan untuk IPO saham di jelang akhir 2019," kata Gunawan. 

Ia pun menuturkan, secara umum tahun depan masih akan ada capital outflow. Hanya saja tidak secara langsung melainkan sedikit demi sedikit. 

"Saya lihat ini tergantung pemerintah yang terpilih nanti. Hanya saja, akan ada capital outflow terutama capital market makanya asing profit taking sehingga IHSG susah terangkat," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement