REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri menyatakan, pertumbuhan kredit sampai akhir 2018 akan dijaga di kisaran 13 persen. Sementara, pada kuartal III tahun ini, penyaluran kredit perseroan telah tumbuh sebesar 13,8 persen.
"Pada kuartal ketiga ada sedikit lonjakan. Hanya saja kita akan maintain di sekitar 13 persen sampai akhir tahun. Lalu untuk tahun depan, kita sesuaikan outlook di market pada tahun depan," ujar Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (17/10).
Ia menambahkan, kemungkinan target pertumbuhan kredit tahun depan pun berada di kisaran 11 sampai 13 persen. Hal itu melihat kondisi pertumbuhan ekonomi.
"Jadi bagaimana dampak kurs dan perang dagang. Tergantung pula tiga bulan terakhir ini akan bagaimana fenomena ekonominya," katanya.
Sebagai informasi, komposisi portofolio kredit produktif pada September 2018 mencapai sebesar 77,5 persen dari total kredit dan hanya 22,5 persen yang bersifat konsumtif. Rinciannya, penyaluran kredit investasi naik 12,4 persen menjadi Rp 212,1 triliun dan kredit modal kerja naik 10,5 persen menjadi Rp 318,6 triliun.
Untuk infrastruktur misalnya, pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp 169,8 triliun, angka itu sudah 63,9 persen dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 265,7 triliun. Kredit tersebut disalurkan ke lebih dari tujuh sektor yakni transportasi sebesar Rp 37,8 triliun, tenaga listrik Rp 35,3 triliun, migas dan energi terbarukan sebanyak Rp 29,5 triliun, konstruksi Rp 18,1 triliun, telematika Rp 16,8 triliun, Jalan sebanyak Rp 12,3 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota sebesar Rp 9,7 triliun, dan infrastruktur lainnya Rp 10,3 triliun.
Sementara di sektor Usaha Mikro Kecil dan Mandiri (UMKM), Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 78,8 triliun. Angka itu naik 0,9 persen dari kuartal III 2017.