Rabu 17 Oct 2018 17:15 WIB

Amartha Dukung Inklusi Perempuan dalam Perekonomian

Mayoritas pengusaha mikro merupakan perempuan.

Vice President Amartha, Aria Widyanto.
Foto: amartha
Vice President Amartha, Aria Widyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Fintech Amartha mendukung inisiatif inklusi perempuan dalam perekonomian oleh Pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDG). Dalam rangkaian pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) - World Bank (WB) 2018, Amartha berpartisipasi dalam Tri Hita Karana Forum (THK) untuk memberikan pandangan dalam merancang skema blended finance yaitu memobilisasi dana dari negara-negara kaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.

Vice President Amartha, Aria Widyanto mengatakan sebagai perusahaan teknologi keuangan dengan fokus pembiayaan produktif bagi perempuan, bisnis model Amartha turut mendorong terciptanya tujuan SDG yaitu kesetaraan gender. Amartha juga mendorong kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi, serta membantu terciptanya kesejahteraan untuk dunia tanpa kemiskinan.

 “Kami berusaha untuk berkontribusi dalam membangun komunitas secara berkelanjutan, sehingga permasalahan lingkungan, sosial dan kesehatan mitra peminjam kami juga mendapat perhatian dan terintegrasi dalam layanan kami,” kata Aria Widyanto di area pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, baru-baru ini.

Selain THK Forum, Amartha juga mengikuti Fintech Talk yang diselenggarakan oleh OJK bersama dengan Asia Development Bank (ADB). Amartha juga bergabung dalam  diskusi terbatas dengan tema 'Membangun Kekuatan Ekonomi Melalui Investasi Pada Perempuan' yang diadakan oleh Women’s World Banking dan Bill & Melinda Gates Foundation.

“Komitmen terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan perempuan di pelosok desa bukanlah hal sederhana dan mudah. Namun, itulah yang justru menjadi semangat tim Amartha menjalankan aktivitasnya sehari-hari, bagaimana kita bisa membawa teknologi untuk membuat hidup mereka lebih baik,” ucap Aria.

Aria menjelaskan 100 persen pengusaha mikro merupakan perempuan. Ini karena, Amartha memahami bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan kesetaraan gender. Hal penting yang juga dilakukan oleh Amartha adalah melakukan pelatihan literasi keuangan dan memberdayakan mereka secara ekonomi untuk mempersiapkan keluarga yang lebih sejahtera.

“Dengan rata-rata penghasilan mitra Amartha naik dari Rp 2,5 juta di tahun 2016 menjadi Rp 3,5 juta di tahun 2017, kita bisa melihat lebih banyak anak-anak yang pergi ke sekolah, rumah yang semakin layak huni serta meningkatnya taraf hidup dan kualitas gizi di puluhan bahkan ratusan ribu rumah tangga di pelosok desa," kata Aria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement