Rabu 17 Oct 2018 14:11 WIB

Cina Bidik Kerja Sama Dengan Exxon Bangun Pabrik Kimia

Cina ingin memenuhi ekspansi terbesar dalam produksi petrokimia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
ExxonMobil . Ilustrasi
Foto: Google
ExxonMobil . Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ZHOUSHAN -- Kota Zhoushan di Cina sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan minyak utama Exxon Mobil Corp untuk membangun pabrik etilen senilai 7 miliar dolar AS. Pabrik tersebut rencananya dibangun di selatan Kota Shanghai.

Fasilitas tersebut akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 1,5 juta hingga 1,8 juta ton, kata pernyataan yang dirilis Rabu (17/10). Kapasitas produksi ini lebih besar dari pabrik sebelumnya di Kota Huizhou di selatan Provinsi Guangdong yang hanya 1,2 juta ton.

Langkah ini muncul karena Cina, konsumen kimia terkemuka dunia, menetapkan untuk menyelesaikan ekspansi terbesar dalam produksi petrokimia dalam sejarahnya. Cina merencanakan menyelesaikan 13 etilen kompleks dalam lima tahun ke depan. Dorongan itu termasuk memberikan akses yang lebih besar ke perusahaan global ke pasar bahan kimia besar-besaran untuk memproduksi plastik, pelapis dan perekat untuk industri konsumen yang tumbuh cepat.

Exxon Mobil mengatakan bulan lalu menandatangani perjanjian awal untuk membangun kompleks petrokimia termasuk pabrik etilen di Huizhou. Pada saat yang sama, mereka juga setuju untuk berpartisipasi dalam proyek provinsi untuk membangun terminal gas alam cair (LNG) di kota dan untuk memasok LNG untuk itu meskipun tidak ada rincian waktu yang diberikan.

Exxon juga memiliki 25 persen saham di pabrik kilang dan petrokimia di provinsi Fujian dalam kemitraan dengan perusahaan penyulingan minyak negara bagian Cina, Sinopec. Zhoushan, sebuah pulau sekitar 145 km (90 mil) selatan Shanghai dan timur Pelabuhan Ningbo, mengatakan ingin menarik investasi dalam bahan kimia hilir, terutama dalam etilen, dengan kilang lokal Zhejiang Petrochemical siap untuk memulai 20 juta ton per tahun penyulingan minyak dan kompleks petrokimia.

Pemerintah kota juga mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan konglomerat Honeywell yang berbasis di Amerika Serikat untuk proyek produksi katalis 10 ribu ton per tahun. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement