Rabu 17 Oct 2018 11:59 WIB

Fintech Amartha Dukung Inisiatif Inklusi untuk Perempuan

Komitmen pembangunan ekonomi dan kesejahteraan perempuan di pelosok desa tak mudah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Financial technologi Amartha meraih penghargaan 30 Promising Growth-stage Startups 2018 dari Forbes Indonesia.
Foto: amartha
Financial technologi Amartha meraih penghargaan 30 Promising Growth-stage Startups 2018 dari Forbes Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan financial technology (fintech) Amartha mendukung inisiatif inklusi perempuan dalam perekonomian oleh Pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal itu sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDG) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui komitmen dalam memberikan akses pelayanan finansial bagi pengusaha mikro perempuan di pedesaan.

Dalam rangkaian pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) 2018 pekan lalu, Amartha berpartisipasi dalam Tri Hita Karana Forum (THK). Hal itu untuk memberikan pandangan dalam merancang skema blended finance yaitu memobilisasi dana dari negara-negara kaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.

Sebagai perusahaan teknologi keuangan dengan fokus pembiayaan produktif bagi perempuan, bisnis model Amartha turut mendorong terciptanya tujuan SDG yaitu kesetaraan gender, kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Sekaligus membantu terciptanya kesejahteraan untuk dunia tanpa kemiskinan.

"Kami berusaha untuk berkontribusi dalam membangun komunitas secara berkelanjutan, sehingga permasalahan lingkungan, sosial dan kesehatan mitra peminjam kami juga mendapat perhatian. Termasuk terintegrasi dalam layanan kami,” kata Vice President Amartha Aria Widyanto melalui siaran pers, Rabu, (17/10).

Menurutnya, komitmen terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan perempuan di pelosok desa bukanlah hal sederhana dan mudah. Hanya saja, itu justru menjadi semangat tim Amartha menjalankan aktivitasnya sehari-hari. "Jadi bagaimana kita bisa membawa teknologi untuk membuat hidup mereka lebih baik,” ujar Aria.

Dirinya menyebutkan, 100 persen pengusaha mikro merupakan perempuan. Hal ini karena, Amartha memahami, pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan kesetaraan gender. Perusahaan pun melakukan pelatihan literasi keuangan dan memberdayakan mereka secara ekonomi untuk mempersiapkan keluarga yang lebih sejahtera.

“Dengan rata-rata penghasilan mitra Amartha naik dari Rp 2,5 juta di 2016 menjadi Rp 3,5 juta di 2017. Kita bisa melihat lebih banyak anak-anak yang pergi ke sekolah, rumah yang semakin layak huni serta meningkatnya taraf hidup dan kualitas gizi di puluhan bahkan ratusan ribu rumah tangga di pelosok desa. Kita melihat Indonesia yang semakin sejahtera dan merata bersama Amartha,” tutup Aria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement