REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menggelar Penawaran Umum Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap I Tahun 2018 serta Obligasi Subordinasi III Bank CIMB Niaga Tahun 2018 di Jakarta, Senin (15/10). Ini merupakan penawaran sukuk mudharabah pertama perbankan di Indonesia.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I dengan niIai pokok Rp 500 miliar merupakan bagian dari Penawaran Umum Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga dengan target dana Rp 4 triliun untuk keseluruhan.
Dana perolehan setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis CIMB Niaga Syariah khususnya untuk penyaluran pembiayaan syariah. Sukuk tersebut ditawarkan dengan tenor 370 hari, tiga tahun dan lima tahun.
Direktur Unit Usaha Syariah CIMB Niaga, Pandji P Djajanegara mengatakan penerbitan sukuk mudharabah ini lebih bertujuan meningkatkan literasi masyarakat terhadap CIMB Niaga Syariah. Sehingga target capaian yang ditetapkan tidak terlampau tinggi.
"Kami juga ingin lebih dikenal di pasar, punya satu produk yang dikenal di capital market," kata dia usai penawaran umum. Indikasi kisaran kupon sukuk mudharabah untuk tenor 370 hari yakni 7,6-8,6 persen, tenor tiga tahun yakni 8,6-9,6 persen, dan tenor lima tahun yakni 8,75-9,75 persen.
Penawaran berbekal kinerja positif CIMB Niaga Syariah dan peringkat idAAA(sy) yang disematkan PT Pemeringkat Efek Indonesia kepada Sukuk Mudharabah CIMB Niaga. Adapun Obligasi Subordinasi III Bank CIMB Niaga Tahun 2018 diterbitkan dengan niIai pokok Rp 100 miliar.
Penerbitan obligasi ini merupakan strategi perseroan untuk memperpanjang tenor pendanaan hingga lima sampai tujuh tahun. Selain itu, inisiatif ini juga untuk memenuhi POJK Nomor 14/POJK.03/2017 terkait Rencana Aksi (Recovery Plan) guna menjaga ketahanan permodalan serta mendukung pertumbuhan kredit.
Indikasi kisaran kupon Obligasi Subordinasi untuk tenor lima tahun yakni 9,35-10,35 persen, dan tenor tujuh tahun yakni 9,75-10,75 persen.
Dalam penerbitan Sukuk dan Obligasi Subordinasi ini, CIMB Niaga menunjuk tiga perusahaan sebagai penjamin emisi yaitu PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan Sucor Sekuritas. Bertindak sebagai waIi amanat adalah PT Bank Permata Tbk.
Perseroan menjadwalkan masa bookbuilding Sukuk dan Obligasi Subordinasi tersebut pada 15-26 Oktober 2018 dan penjatahan pada 13 November 2018. Adapun pencatatan di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 16 November 2018.
Pada kesempatan yang sama, CIMB Niaga juga melakukan Paparan Publik Tahunan 2018. Tigor menyampaikan CIMB Niaga mencatatkan kinerja yang menggembirakan. Pada paruh pertama tahun 2018, CIMB Niaga melaporkan perolehan Iaba bersih konsolidasi sebesar Rp 1,8 triliun, naik sebesar 28,1 persen year-on-year menghasilkan earnings per share Rp 70,54.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan non bunga atau Non-Interest Income (Noll) sebesar 32,6 persen menjadi Rp 1,9 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 27,1 persen YoY. Rasio Loan Loss Coverage (LLC) CIMB Niaga berada di level yang aman sebesar 106,83 persen.
Dengan total aset mencapai Rp 260,1 triliun per 30 Juni 2018, naik sebesar 7,6 persen YoY, CIMB Niaga mempertahankan posisi sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset. Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 3,0 persen YoY mencapai Rp 185,7 triliun per 30 Juni 2018.
Sementara, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 190,3 triliun per 30 Juni 2018, didorong oleh penumbuhan dana murah atau CASA sebesar 12,8 persen YoY. Di segmen perbankan Syariah, total pembiayaan CIMB Niaga Syariah mencapai Rp 21,3 triliun dengan DPK sebesar Rp 19,7 triliun per 30 Juni 2018.
Pandji menyampaikan unit syariah terus berkembang dari sisi pembiayaan. Peningkatan signifikan terjadi pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencapai rata-rata 40 persen dari total kredit bulanan. Selain itu dari sisi pembiayaan infrastruktur seperti jalan tol dan kelistrikan.
Hingga Juni 2018, total pembiayaan syariah terhadap induk CIMB Niaga yakni sekitar 10 persen. Pertumbuhan syariah per Desember 2017 yakni 16,7 persen dan per Juni 2018 yakni 21,3 persen. Dengan pertumbuhan total 2016 ke 2017 yakni sekitar 60 persen. Untuk aset CIMB Niaga Syariah terhadap induk tercatat sekitar 10-11 persen.
"Ke depan, kami akan terus mengoptimalkan dana murah melalui digitalisasi Perbankan Konsumer dan UKM, serta memperkuat proposisi bisnis maupun penawaran produk unit usaha Syariah kami," kata Tigor.