Selasa 16 Oct 2018 01:00 WIB

Indonesia-Malaysia Kerja Sama Pengembangan UKM Ukiran Kayu

Delegasi Malaysia sudah berkunjung ke ke Desa Celuk, Bali untuk 'belajar' ukiran.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjung memperhatikan ukiran Alquran dari kayu trembesi di kawasan Bait Alquran rakasasa Al Akbar Gandus Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/5).
Foto: Antara/Feny Selly
Pengunjung memperhatikan ukiran Alquran dari kayu trembesi di kawasan Bait Alquran rakasasa Al Akbar Gandus Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia dan Malaysia menindaklanjuti kerja sama pengembangan UKM kerajinan tangan ukiran kayu. Kedua negara sebelumnya menyepakati kerja sama pengembangan UKM yang telah diinisiasi oleh pemimpin kedua negara beberapa waktu lalu.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring mengatakan, kini kementerian teknis menindaklanjuti kesepakatan tersebut. "Kami telah bertemu dengan perwakilan dari Malaysia untuk bekerja sama dalam hal pengembangan UKM ukiran kayu," katanya di sela pertemuan tahunan IMF-WB 2018 di Nusa Dua Bali, Kamis (11/10).

Sebagai langkah awal, delegasi Malaysia yang dalam hal ini diikuti oleh Kementerian Kewirausahaan dan Pemuda negara itu berkunjung ke Desa Celuk, Bali. Desa tersebut merupakan salah satu sentra kerajinan tangan ukiran.

"Mereka akan belajar dan melihat langsung untuk kemudian kita akan susun teknis pelaksanaan pelatihan yang akan dilakukan," katanya.

Di Desa Celuk juga telah dirintis sekolah vokasional kayu. Dengan begitu, akan lebih mudah dalam melakukan  transfer teknologi pada sebuah kerja sama bilateral seperti ini.

"Benefitnya untuk kita salah satunya adalah sebagai jalan bagi UKM kita untuk memperluas jejaring pasar dan potensi ekspor," kata Meliadi.

Menurutnya, melalui interaksi lebih banyak dengan UKM tersebut, Negeri Jiran akan semakin tertarik untuk melakukan kerja sama. Interaksi terhadap UKM ini juga sekaligus membuka kesempatan memahami produk yang sesuai selera pasar di negara tersebut.

Meliadi menambahkan, selama ini ukir-ukiran dan kerajinan tangan asal Bali sangat diminati pasar ekspor untuk tujuan Eropa, Jepang dan Amerika. Namun kini, pasar baru di kawasan ASEAN menjadi bidikan agar pemasarannya semakin luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement