Ahad 14 Oct 2018 09:15 WIB

10 Poin Hasil Pleno Development Committee IMF-Bank Dunia

Risiko yang menekan perekonomian global bisa dijabarkan dalam sejumlah poin sekaligus

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Direktur IMF Christine Lagarde (keenam kiri bawah) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (keenam kanan bawah) bersama gubernur bank sentral dari 189 negara mengikuti sesi foto bersama dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10).
Foto:
Presiden Bank Dunia Yong Kim (kiri) bersama pendiri Alibaba Group Jack Ma menjadi nara sumber saat diskusi di sela Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). Pada diskusi ini membahas terkait perkembangan, inovasi, dan hambatan digital ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketujuh, Development Committee mengangkat isu soal industri keuangan berbasis teknologi, alias fintech yang marak di Indonesia, dan tentunya dunia, dalam beberapa tahun belakangan. DC melihat bahwa fintech memiliki kemampuan untuk mewujudkan keuangan inklusif, yakni dengan menyentuh masyarakat di pelosok yang belum tersentuh jasa perbankan. Di saat yang bersamaan, fintech juga menyumbang risiko atas stabilitas ekonomi dan memunculkan proteksi dari investor.

Poin kedelapan, isu yang diangkat tentang keterlibatan sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Swasta adalah pihak yang paling berpeluang untuk menciptakan lapangan kerja. Development Committee mendorong IMF dan Bank Dunia untuk lebih banyak mendorong swasta untuk ikut membangun negara anggota.

Kesembilan, Development Committee mendorong negara anggota untuk bekerja lebih keras dalam mewujudkan SDG's (Sasaran Pembangunan Berkelanjutan). Dalam poin ini, DC juga menyinggung perkara dukungan terhadap pengungsi, pembukaan ruang bagi swasta, dan penerbitan obligasi oleh negara IDA (International Development Association).

Poin kesepuluh adalah isu soal kerentanan masyarakat dunia yang terdampak penyakit, bencana alam, dan perubahan iklim. Development Committee menyoroti perihal sulitnya para masyarakat yang mengalami kesengsaraan akibat situasi khusus, untuk mengakses kebutuhan dasar seperti makanan, energi, dan air. DC mendorong WB dan IMF untuk lebih banyak melibatkan swasta dan pemerintah untuk menyusun inovasi pembiayaan baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain menyusun poin-poin di atas, Development Committee juga menyampaikan terimakasih kepada Sri Mulyani yang telah merampungkan tanggung jawabnya sebagai Ketua Komite dalam dua tahun belakangan. Selanjutnya, posisi ketua Development Committee dipegang oleh Ken Ofori-Atta, Menteri Keuangan Ghana.

"Pertemuan Development Committee selanjutanya dijadwalkan pada 13 April 2019 di Washington, DC, Amerika Serikat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement