Kamis 11 Oct 2018 17:01 WIB

Indonesia Peringkat ke-87 pada Indeks Modal Manusia 2018

Modal manusia merupakan kunci mengentaskan kemiskinan di dunia.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan materi pada sesi Pathways to Prosperity dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Foto: Antara/ICom/AM IMF - WBG/Anis Efizudin
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan materi pada sesi Pathways to Prosperity dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Grup Bank Dunia (World Bank Group) untuk pertama kalinya merilis Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) 2018 di sela Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank) Bali, Kamis (11/10). Singapura menempati posisi teratas dari 157 negara dengan skor 0,88, disusul Korea Selatan (0,84), Jepang (0,84), Hong Kong (0,82), dan Finlandia (0,81).

Indonesia menempati rangking ke-87 dengan skor 0,53. Ini berarti produktivitas satu anak yang lahir di negara ini bisa mencapai 53 persen jika dibekali pendidikan dan kesehatan yang baik.

"Modal manusia adalah hal penting bagi Indonesia dan dunia. Saya berharap proyek Bank Dunia ini betul-betul menciptakan gerakan kuat dan perbaikan efektif dalam hal kebijakan program di banyak negara, termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani di Mangupura Hall, Hotel Westin, Nusa Dua, Kamis (11/10).

Capaian Indonesia lebih baik dari rata-rata negara berpenghasilan menengah ke bawah yang skornya rata-rata 0,48. Meski demikian, Indonesia masih di bawah rata-rata negara Asia Timur dan Pasifik dengan skor 0,62. Ini merupakan kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir mengingat masih ada defisit modal manusia akibat kurangnya modal investasi selama beberapa dekade.

Modal manusia, kata Sri Mulyani merupakan modal kunci mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia. Banyak negara yang sudah berinvestasi pada modal manusia menghasilkan kemajuan besar, seperti turunnya angka kematian ibu dan anak, serta berkurangnya jumlah anak putus sekolah.

Pemerintah Indonesia membalik kesenjangan modal manusia dengan berinvestasi besar di bidang kesehatan, nutrisi, dan capaian pendidikan. Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus berusaha mengurangi stunting yang nantinya diproyeksikan bisa berkontribusi signifikan untuk meningkatkan peringkat modal manusia dan peringkat Indonesia di indeks tahun-tahun berikutnya.

Strategi nasional untuk mempercepat pencegahan stunting dianggarkan 14,6 miliar dolar AS sejak Agustus 2017. Ini memberi manfaat pada 48 juta ibu hamil dan anak-anak di bawah usia dua tahun dalam empat tahun ke depan.

Nilai investasi di atas, sebut Sri Mulyani juga untuk meningkatkan akses keluarga Indonesia pada paket layanan berkualitas, mulai dari kesehatan, gizi, pendidikan, dan sanitasi. Anak-anak Indonesia di masa depan diharapkan menjadi orang dewasa yang sehat, makmur, dan produktif.

Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mengatakan pihaknya meluncurkan indeks ini bukan untuk memperlihatkan negara terbaik dan terburuk, melainkan memastikan ketangguhan populasi yang sehat dan terdidik. Kim menilai Bank Dunia selama ini terlalu fokus pada indikator pendapatan domestik bruto (PDB) sebagai tolak ukur ekonomi.

"Bank Dunia kini mulai fokus pada investasi manusia. Kami mengubah tolak ukur kami, supaya setiap kepala negara atau minimal menteri keuangan mengadopsi indikator-indikator yang kami susun," ujarnya.

Kim menilai banyak pemimpin negara selama ini terlalu fokus pada pendonor atau para dermawan untuk menangani modal manusia. Dia mencontohkan banyak pemimpin di negara berkembang bersembunyi di balik itu.

"Jika negara bisa menarik pajak, menghilangkan subsidi tak berguna seperti subsidi bahan bakar, maka mereka bisa berinvestasi lebih besar di modal manusia," kata Kim.

Daftar 10 negara peringkat teratas Indeks Modal Manusia 2018 versi Bank Dunia:

1. Singapura (0.88)

2. Korea Selatan (0.84)

3. Jepang (0.84)

4. Hong Kong (0.82)

5. Finlandia (0.81)

6. Irlandia (0.81)

7. Australia (0.80)

8. Swedia (0.80)

9. Belanda (0.80)

10. Kanada (0.80)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement