Kamis 11 Oct 2018 14:17 WIB

Perusahaan Logistik Dituntut Unggul dengan Digitalisasi

Perusahaan logistik harus memiliki strategi dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi angkutan logistik.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ilustrasi angkutan logistik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan logistik Sicepat Ekspres mengalami dampak positif terhadap tren pertumbuhan e-commerce yang semakin berkembang pesat. Chief Strategy and Corporate Planning Sicepat Donny Wardhana menjelaskan, pertumbuhan pendapatan perusahaan dan jumlah segmen pada tahun ini mencapai dua kali lipat year-to-date dibanding tahun lalu.

Donny memprediksi, berbagai faktor mempengaruhi pertumbuhan pendapatan perusahaan. Selain platform e-commerce yang bertambah dan berkembang dengan segala promonya, jumlah konsumen juga mengalami kenaikan. "Pangsa pasar kita juga meluas yang sudah di atas lima persen," tuturnya kepada Republika.co.id, Kamis (11/10).

Pertumbuhan tersebut juga disebabkan fokus Sicepat Ekspres terhadap layanan pengiriman barang e-commerce dan tidak bermain untuk bisnis lain seperti yang dilakukan sejumlah perusahaan logistik. Menurut Donny, fokus tersebut yang membuat perusahaan bisa berkembang cepat dan masuk dalam lima besar.

Donny memprediksi, pertumbuhan akan terus berlangsung sampai tahun depan hingga dua kali lipat. Sebab, perusahaannya tengah merencanakan inovasi baru yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas saat mengirimkan cross border

"Secara tenaga kerja pun kami akan tambah dua kali lipat, dari 3.800 menjadi 7.000 orang," ujarnya.

Donny menyebutkan, terobosan baru di bidang digital juga akan menjadi fokus Sicepat. Saat ini, perusahaan sudah melakukan inovasi dengan mentransfromasikan resi yang biasa berbentuk lembaran kertas menjadi bentuk digital, yakni stiker barcode pada barang. Ketika petugas pengantar memindai barcode tersebut, pengirim maupun penerima akan menerima nomor resi secara real time melalui email ataupun SMS.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto menjelaskan, perusahaan logistik harus memiliki strategi dalam menghadapi revolusi industri 4.0, di mana aktivitas transportasi dan logistik mulai beralih kepada sistem otomatisasi. "Mereka harus mengenal dan memahami Internet of Things, kecerdasan buatan dan sebagainya untuk diintegrasikan ke lini bisnis logistik ini," ucapnya.

Carmelita menambahkan, sistem digital harus diterapkan di seluruh aktivitas logistik, yakni dari proses memasukkan barang ke gudang, pemindahan ke truk maupun kapal di pelabuhan hingga transportasi pelayaran. Ia berharap, berbagai pemangku kepentingan dapat terlipat, termasuk pemerintah dan akademisi yang ahli di bidang teknologi.

Carmelita menilai, penerapan digital di sektor logistik merupakan sebuah urgensi. Sebab, industri sangat tergantung pada logistik, baik dalam memenuhi kebutuhan domestik ataupun ekspor. Apabila tidak, ia cemas industri dalam negeri dapat tertinggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement