Selasa 09 Oct 2018 14:33 WIB

Skema Pembiayaan Blended Finance Menarik untuk Investor

Proyek yang dapat dibiayai antara lain perkebunan, infrastruktur jalan tol.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Ketua Dewan Komisioner Wimboh Santoso dalam Seminar A New Paradigm on Infrastructure Financing di Bali, Selasa (9/10).
Foto: ojk
Ketua Dewan Komisioner Wimboh Santoso dalam Seminar A New Paradigm on Infrastructure Financing di Bali, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah tengah melirik skema pembiayaan blended finance yang berasal dari dana filantrofi. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai, skema pembiayaan ini sangat menarik untuk para investor yang fokus kepada aspek lingkungan.

"Skema pembiayaan ini sangat menarik, karena ada unsur filantrofi, pemerintah, hingga unsur sektor swasta. Siapapun bisa ikut, sehingga ini bisa resharing, jadi ownership bersama-sama," ujar Wimboh Santoso di Denpasar, Bali, Selasa (9/10).

Pembiayaan ini harus mempertimbangkan social cost ke depan, sehingga harus ramah lingkungan. Wimboh menilai skema ini harus dimanfaatkan karena bisa menarik investor yang cukup besar dari global. Apalagi saat ini banyak investor yang tertarik kepada instrumen yang fokus kepada lingkungan dalam proyek Sustainable Development Goals (SDGs).

Adapun proyek-proyek yang dapat dibiayai dengan skema ini antara lain perkebunan, infrastruktur jalan tol, dan proyek-proyek lain yang tidak memberikan dampak lingkungan ke depannya. Menurut Wimboh, saat ini pemerintah sudah memiliki berbagai proyek yang dapat dibiayai oleh skema ini.

"Kita sudah siap. Sudah banyak proyek-proyek yang didesain untuk blended finance, sehingga bisa dimulai di tahun depan," kata Wimboh.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan, saat ini pihaknya masih melihat potensi pasar untuk blended finance, apakah dapat memenuhi kebutuhan proyek infrastruktur di Indonesia. "Sekarang kita betul-betul bersinergi antara BUMN, Kementerian Keuangan, BI, dan OJK untuk bagaimana bisa mencari alternatif pembiayaan, dimana ada sebagian mungkin dapat dukungan dari SMI (Sarana Multi Infrastruktur), sehingga lebih menarik, dan dapat menarik investor lebih banyak lagi," ujar Rini.

Menurutnya, BUMN siap untuk mencoba berbagai skema pembiayaan baru yang nantinya akan disiapkan oleh OJK. Berbagai alternatif pembiayaan tersebut diharapkan dapat membiayai seluruh proyek infrastruktur di Indonesia.

"Tentunya sekarang kita terbuka untuk banyak hal (skema pembiayaan)," kata Rini.

Sebelumnya BUMN di bidang infrastruktur, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mengatakan tengah menargetkan nilai investasi sebesar 4 miliar dolar AS untuk 31 proyek berkelanjutan (SDGs), kemiskinan, dan lingkungan dalam skema blended finance. "Sampai dengan 4 miliar dolar AS siap ditawarkan kepada investor hingga kurun 2019," kata Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini, pekan lalu.

Baca juga, OJK Jadikan Pasar Modal Sumber Pembiayaan Infrastruktur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement