Selasa 09 Oct 2018 00:15 WIB

Sri Mulyani: Sumber Daya Manusia Kunci Atas Kemiskinan

Sri menyinggung masih banyaknya kasus kekurangan gizi yang melanda anak Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Tetang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia. Menkeu Sri Mulyani (kiri) menyampaikan keterangan pers tentang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10). Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 yang diikuti oleh 189 negara peserta. Pada peremuan yang diadakan hingga hingga Ahad (14/10), jumlah peserta jauh melebihi target dari 22 ribu menjadi 34 ribu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tetang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia. Menkeu Sri Mulyani (kiri) menyampaikan keterangan pers tentang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10). Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 yang diikuti oleh 189 negara peserta. Pada peremuan yang diadakan hingga hingga Ahad (14/10), jumlah peserta jauh melebihi target dari 22 ribu menjadi 34 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan,  Indonesia terus melanjutkan komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.  Tak hanya itu, Indonesia juga siap berkontribusi secara global melalui Kerja sama Selatan-selatan dan Kerja sama Triangular untuk melakukan peningkatan kualitas SDM di Indonesia dan negara-negara lainnya.

Sri menilai, persoalan kualitas SDM menjadi hal penting karena berperan sebagai penentu dalam mengatasi persoalan kemiskinan. Investasi di sektor SDM menjadi pondasi untuk kemakmuran dan kunci penggerak high-income growth.

Sri juga menyinggung soal masih banyaknya kasus kekurangan gizi yang melanda anak-anak di Indonesia. "Nah, kesehatan juga faktor penting yang mempengaruhi kualitas modal manusia. Kekurangan gizi adalah salah satu masalah serius, stunting bisa merusak masa depan bangsa. Kita masih banyak menemukan stunting di Indonesia," kata Sri di Bali, Senin (8/10).

Sri Mulyani juga menekankan, kerja sama harus dibangun dengan prinsip dan nilai, serta visi dan tujuan bersama yang menempatkan investasi human capital sebagai tujuan utama.

Baca juga, Luhut: Pertemuan IMF, Indonesia Kian Dikenal.

Menurutnya, investasi pada human capital adalah pusat dari pembangunan manusia dan sangat berdampak pada kemajuan ekonomi. Karena itu, pertemuan ini membahas bagaimana anggota parlemen dapat mendukung investasi pada human capital di negara masing-masing pada area pemuda, gender, governance, dan juga Human Capital Index terbaru dari Bank Dunia.

Sebanyak 60 anggota parlemen dari 25 negara menghadiri acara ini, yang diselenggarakan oleh the Parliamentary Network dan Parlemen Indonesia, bekerja sama dengan Bank Dunia dan IMF. Tahun ini pembahasan fokus kepada wilayah Asia dengan mengedepankan kisah sukses pembangunan  dari wilayah Asia, dan peluncuran Parliamentary Network’s Asia Chapter pada 9 Oktober 2018.

Pertemuan tingkat tinggi Antar Parlemen memainkan peran penting dalam membangun political will untuk memastikan progam pembangunan dan Sustainable Development Goals (SDGs) terlaksana, serta menumbuhkan rasa kepemilikan kepada negara dan menjaga akuntabilitas.

Selain Menteri Keuangan, pembicara lain pada acara ini adalah Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Managing Director IMF Christine Lagarde, Presiden World Bank Jim Yong Kim, CEO Bank Dunia, Kritalina Georgieva.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement