Jumat 05 Oct 2018 16:13 WIB

Darmin Soroti Dampak Pelemahan Rupiah ke Inflasi

Pelemahan rupiah akan memberikan pengaruh dari sisi imported inflation

Inflasi
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah telah mencapai angka psikologis baru di atas Rp 15 ribu per dolar AS. Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah menyoroti dampak depresiasi atau pelemahan rupiah terhadap peningkatan laju inflasi.

"Ada kenaikan tetapi belum banyak. Saya belum bisa bilang berapa karena harus dihitung dulu dalam inflasi inti itu sebenarnya berapa persen yang impor," kata Darmin ketika ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/10).

Ia menjelaskan bahwa pelemahan rupiah yang diperkirakan sudah mencapai 10 persen pasti akan memberikan pengaruh dari sisi imported inflation atau inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari luar negeri disebabkan oleh peningkatan harga di luar negeri atau depresiasi nilai tukar.

Ketika harga impor meningkat, harga barang domestik yang menggunakan impor sebagai bahan mentah juga turut meningkat sehingga menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. "Rupiah melemah 10 persen, dihitung ke porsi impor di dalam ekonomi kita. Impor kita itu kira kira 30 persen dari ekonomi. Itu memang bisa agak tinggi pengaruhnya ke inflasi, bisa 2,5 persen atau 3 persen," kata Darmin.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), komponen inti pada September 2018 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-September) 2018 sebesar 2,38 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 2,82 persen.

"Jadi ini sebenarnya gemuruhnya yang hebat, dampak riilnya tidak terlalu besar. Ekonomi dunia saja diperkirakan turunnya tidak banyak," kata Darmin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement