Senin 01 Oct 2018 16:18 WIB

BPS Pastikan Inflasi Terkendali Hingga Akhir Tahun

Inflasi tahun kalender tercatat 1,94 persen.

Proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/9). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2018 terjadi deflasi 0,18 persen.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/9). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2018 terjadi deflasi 0,18 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta memastikan tingkat inflasi nasional hingga akhir tahun terus terkendali. Diperkirakan, inflasi bisa mencapai target yang ditetapkan, yaitu 3,5 persen.

Hal tersebut terlihat dari inflasi tahun kalender Januari-September 2018 yang tercatat sebesar 1,94 persen, dan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 2,88 persen.

"Inflasi tahun ini terkendali, terlihat dari inflasi 'yoy' lebih rendah dari September 2017 sebesar 3,72 persen dan September 2016 sebesar 3,07 persen," kata Suhariyanto dalam jumpa pers.

Suhariyanto mengatakan upaya stabilisasi harga bahan makanan yang sudah dilakukan sepanjang tahun telah memberikan kontribusi terhadap pengendalian inflasi. "Kita harapkan dalam tiga bulan, inflasi kembali terkendali. Dengan catatan pada Desember, permintaan barang dan bahan makanan tidak mengalami kenaikan karena Natal dan Tahun Baru," ujarnya.

Sebelumnya, BPS mencatat pada September 2018 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen karena turunnya harga beberapa bahan kebutuhan pangan. Sejumlah bahan makanan yang mengalami penurunan harga pada periode ini antara lain daging ayam ras, bawang merah, ikan segar, telur ayam ras, tomat sayur, cabai merah dan cabai rawit.

Namun, harga beras masih mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen karena saat ini mulai memasuki masa tanam dan produksi sedikit menurun. Meski demikian, Suhariyanto menyakini cadangan Bulog yang lebih baik dari tahun lalu bisa menyelesaikan masalah tingginya harga beras.

"Tahun lalu cadangan Bulog tidak aman, hanya 900 ribu. Sekarang relatif aman, melalui impor 1,5 juta dan serapan sekitar 900 ribu, total ada 2,4 juta," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement